Rabu, 31 Juli 2013

KEKAL Bali Gelar Aksi Penolakan Reklamasi Teluk Benoa.




"Laut ini milik kami, tempat tinggal kami, tempat kami mencari nafkah. Ini bukan tempat investor, silahkan kalian angkat kaki dari sini. Wahai Bapak Gubernur jangan rusak laut kami, segera cabut Surat Keputusan (SK) reklamasi teluk Benoa ”

Begitulah sedikit dialog nelayan dalam teaterikal yang ditampilkan pada aksi penolakan reklamasi yang dilakukan oleh Komite Kerja Advokasi Lingkungan Hidup (KEKAL) Bali. KEKAL Bali yang terdiri dari gabungan organisasi, rabu (31/7/2013) pagi menggelar aksi penolakan reklamasi Teluk Benoa. Aksi gabungan ini diikuti dari perwakilan Walhi Bali, BEM UNHI, PPMI DK Bali, Frontier Bali, Bali Outbond Community dan beberapa musisi seperti personil dari band Superman Is Dead (SID), nampak hadir Jerink SID, Eka SID. Mereka menggelar aksi di depan Kantor Gubernur dengan kawalan dari aparat.

Aksi yang diikuti puluhan massa mahasiswa ini dimulai dengan aksi jalan kaki dari lapangan niti mandala renon menuju depan Kantor Gubernur. Dalam aksi itu mereka membawa berbagai atribut mulai dari spanduk, poster, dan lain-lain. Disana para mahasiswa menggelar orasi, bergantian massa aksi melakukan orasi sambil meneriakkan yel-yel penolakan atas kebijakan Gubernur Bali mengeluarkan surat keputusan (SK) nomor 2138/02-C/HK/2012 tentang pemberian izin dan hak pemanfaatan, pengembangan dan pengelolaan wilayah perairan teluk Benoa.

Aksi yang diliput oleh beberapa wartawan dari berbagai media ini berjalan lancar dan damai, setelah semua perwakilan organisasi melakukan orasi dilanjutkan dengan aksi teatrikal yang menggambarkan rakyat Benoa  khususnya nelayan yang sengsara dan menderita karena laut tempat mereka mencari nafkah dan rezeki akan direklamasi. Mereka menolak  rencana reklamasi teluk Benoa seluas 838 Ha dikarenakan akan menambah penderitaan rakyat.

Kadek Suardana, yang merupakan koordinator aksi dalam pernyataan sikapnya menyatakan beberapa tuntutan antara lain “kami komponen masyarakat Bali yang tergabung di dalam Komite Kerja Advokasi Lingkungan Hidup (KEKAL) Bali menyatakan Menolak reklamasi Teluk Benoa, Menuntut Gubernur untuk mencabut SK reklamasi, menolak pengkavlingan dan perampasan sumber-suumber kehidupan rakyat di teluk Benoa, mendesak Gubernur untuk segera minta maaf kepada rakyat Bali karena telah melakukan kebohongan public atas keluarnya SK, menuntut Gubernur untuk konsisten dan melaksanakan Surat Edaran moratorium Izin Akomodasi Pariwisata di Bali Selatan yang dibuatnya sendiri” ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama Era Sukmayanti, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Denpasar menyatakan menolak rencana reklamasi dan menginginkan pencabutan SK yang dikeluarkan oleh Gubernur. “masyarakat harus sadar bahwa kita berkewajiban menjaga kelestarian pulau Bali sampai kapanpun. Reklamasi  untuk membangun akomodasi wisata dan berbagi fasilitas pendukungnya berpotensi besar merugikan nelayan dan rakyat Bali pada umumnya. Reklamasi ini juga akan menyebabkan wilayah tangkap nelayan di Teluk Benoa hilang. Mengijinkan reklamasi Teluk Benoa adalah menyerahkan masa depan Bali kepada investor. ” ungkapnya.

Sementara itu Jerink, penggebuk drum band Superman Is Dead (SID) menyatakan bahwa  “Saya menolak reklamasi karena saya sudah muak dengan pemerintah khususnya gubernur yang terus mengeksploitasi alam Bali khususnya Bali selatan dengan pembangunan akomodasi pariwisatanya. Mulai dari rencana pembangunan Bali International Park (BIP), pembangunan Jalan Diatas Perairan (JDP) dan sekarang rencana reklamasi teluk Benoa. Sampai kapan generasi muda akan terus dibohongi oleh manusia-manusia ini, semoga manusia-manusia ini cepat sadar atau segera diganti” ungkapnya.

Jerink menambahkan bahwa aksi ini adalah bentuk nyata Superman Is Dead (SID) untuk memberi contoh kepada generasi muda, bahwa kita harus lebih peduli kepada lingkungan. Ia berharap agar generasi muda semakin banyak yang memperjuangkan kelestarian alamnya. Ini rumah kita, ini tanah kita, jangan mau menjadi budak di tanah sendiri.

Aksi berjalan dengan lancar dan damai dikawal dan mendapat penjagaan dari aparat, aksi pagi itu diakhiri dengan kembali berjalan kaki sambil meneriakan yel-yel penolakan reklamasi kemudian membubarkan aksi. (Gun)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Free Web Hosting