Selasa, 26 November 2013

Tender Seminar Nasional IKAMAHI SUKSES

Tender Seminar Nasional Ikatan Alumni Mahasiswa Universitas Hindu Indonesia (IKAMAHI) yang awalnya sempat mengalami pro dan kontra dalam pelaksanaannya akhirnya terwujud juga.  Seminar Nasional ini dilaksanakan oleh IKAMAHI dengan bekerjasama dengan senat mahasiswa fakultas ekonomi (SMFE) pada hari Sabtu kemarin (23/11/13) bertempat di Aula Rektorat lantai III Universitas Hindu Indonesia (UNHI).
            SMFE menerima tender Seminar Nasional dari IKAMAHI ini dengan alasan ingin menunjukkan kalau Fakultas Ekonomi tidak hanya membahas mengenai ekonomi saja namun juga masalah lainnya seperti politik. I Made Kurniawan selaku ketua SMFE menyatakan bahwa mereka senang bekerjasama dengan IKAMAHI karena ketua IKAMAHI mempunyai banyak relasi dengan orang penting sehingga gampang dalam mencari pembicara yang berbobot untuk Seminar.  “Misi kami selama ini yaitu untuk bekerjasama dengan organisasi dan juga alumni di Universitas Hindu Indonesia (UNHI). Melalui Seminar Nasional yang diadakan bersama IKAMAHI ini, misi tersebut mulai dapat terwujud,” papar mahasiswa semester 5 ini.
            Seminar Nasional yang bertemakan “Pendidikan Politik dan Relevansinya dengan Manajemen Kepemimpinan Hindu”  ini awalnya mengalami kontroversi karena dikira akan menjadi ajang kampanye politik. Namun ternyata Seminar Nasional ini memang benar-benar untuk pendidikan mengenai politik. “Seminar ini bersifat netral bukan untuk kepentingan politik. Terbukti dari isi materi Seminar ini yang tidak mengungkit mengenai partai politik melainkan lebih kepada kepemimpinan dan pendidikan politik sesuai dengan tema yang diangkat,” jelasnya.
            SMFE menjadi satu-satunya organisasi kemahasiswaan (ORKEMAS) yang akhirnya mengajukan proposal untuk mengambil tender Seminar Nasional ini. Awalnya niat ini datang ketika SMFE memang membuat program kerja (PROKER) Seminar Nasional untuk bulan November. Niat ini berbanding lurus dengan tawaran dari IKAMAHI kepada ORKEMAS di kampus untuk bekerjasama menyelenggarakan seminar nasional.
            “Ini merupakan Seminar Nasional pertama yang kami kelola. Walaupun seminar ini berjalan berkat kerjasama dengan IKAMAHI, namun kami senang karena acara berakhir dengan sukses serta antusias dari peserta cukup besar untuk mengikuti Seminar Nasional ini. Terutama dari mahasiswa semester satu sangat bersemangat untuk menjadi peserta Seminar sampai-sampai kami harus banyak menolak pendaftaran lagi karena tempat yang terbatas. Ya, walaupun kami sadari Seminar ini diadakan secara mendadak sehingga sosialisasinya masih kurang, dan kami menyesali hal itu. Untuk ke depannya kami berharap dapat membuat acara Seminar Nasional ini dengan mandiri serta diadakan di aula Widya Sabha jika sudah jadi sehingga mampu menampung peserta lebih banyak,” harap mahasiswa prodi manajemen ini.
            Baik dari SMFE maupun IKAMAHI merasa puas dengan berjalan lancarnya acara Seminar Nasional ini. I K. Satria S.Ag selaku wakil ketua IKAMAHI menuturkan bahwa tujuan awal mereka untuk menggandeng ORKEMAS dalam menyelenggarakan Seminar Nasional ini akhirnya terwujud juga. “Secara tidak langsung, Seminar Nasional ini kami adakan agar mahasiswa tahu kalau di UNHI juga ada yang namanya ikatan mahasiswa dan setelah mereka lulus dari UNHI, mereka dapat bergabung dengan IKAMAHI. Selain itu, untuk PROKER pertama kami ini, kami berharap dapat menjalin kerjasama dengan ORKEMAS di kampus,” paparnya. (yun/iap/tpg/rin)


Pendidikan Politik Masuk UNHI


menyanyikan lagu Indonesia Raya
Tembawu - Dalam rangka mengajarkan pendidikan politik kepada mahasiswa, Ikatan Alumni Universitas Hindu Indonesia (IKAMAHI) bekerjasama dengan Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi (SMFE) Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Denpasar melaksanakan Seminar Nasional yang bertempat di Aula Gedung Rektorat, pada hari Sabtu kemarin (23/11/2013). Seminar dengan tema “Pendidikan Politik dan Relevansinya dengan Manajemen Kepemimpinan Hindu” ini menghadirkan 2  pembicara yaitu Drs.Ida Bagus Gede Subawa, M.Si selaku Direktur Pendidikan Agama Hindu dan Gede Pasek Suardika, SH.MH selaku anggota DPR RI Komisi 3.
 Seminar ini tidak hanya dihadiri mahasiswa yang berasal dari UNHI, namun turut serta juga mahasiswa dari perguruan tinggi lain di Bali yang diundang pada Seminar Nasional ini. Menurut I Made Kurniawan selaku Ketua SMFE, Fakultas Ekonomi tidak hanya membahas mengenai ekonomi saja namun juga masalah lainnya seperti politik. Pelaksanaan Seminar Nasional ini memang sudah menjadi program kerja kami di bulan November dan akhirnya terwujud juga setelah bekerjasama dengan IKAMAHI. Harapan kami kedepannya mampu mengadakan seminar sendiri,” ungkapnya. UNHI sebagai Universitas besar harus didukung oleh stick holder, salah satunya yaitu IKAMAHI. Kita sudah berkaca dari pengalaman seminar ini dan ke depannya kita akan mencari inovasi apa yang akan kita sumbangkan untuk Universitas,” ungkap I K. Satria S.Ag selaku wakil ketua IKAMAHI.

Pendidikan politik sangat berperan penting bagi mahasiswa untuk mengubah sikap dan perilaku individu dan masyarakat sehingga bisa memahami dan menghayati nilai-nilai sistem politik yang ideal yang hendak dibangun di tempat mereka berada. Kedepannya agar mahasiswa UNHI lebih sadar dan lebih pintar memilih pemimpin yang tepat dan berlandaskan ajaran Agama Hindu.  Selama ini banyak mahasiswa menilai bahwa politik itu kotor dan hanya menjadi tempat perebutan kekuasaan. Namun dalam kaitannya dengan kepemimpinan Hindu dan ajaran agama Hindu, politik dapat menjalankan dan menegakkan ajaran Dharma. (nd/ps/jm)

Minggu, 17 November 2013

Himpunan Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota (HMPWK) Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Gelar Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) SMA/SMK dan Esai SMP se-Bali

Pada tanggal 16 November 2013 untuk ke-3 kalinya HMPWK UNHI mengadakan LKTI tingkat SMA/SMK dan Lomba Esai tingkat SMP se-Bali yang diselenggarakan di Auditorium Rektorat  Lantai 3 UNHI. Tema yang diangkat untuk LKTI tingkat SMA/SMK tahun ini adalah “Generasi Muda Peduli Kota” dan tema untuk lomba esai  tingkat SMP adalah “Kota Impianku”.
Adapun tujuan dari LTKI-PWK dan esai yang telah disampaikan oleh Ketua Panitia Acara yaitu Intan Paramita antara lain memberikan wadah dan kesempatan siswa untuk mengembangkan apresiasi dan kreativitas siswa dalam pembuatan karya tulis dan esai ilmiah, mengembangkan kepekaan di kalangan siswa/siswi terhadap kondisi perkotaan masa kini, membangun budaya berfikir kritis di kalangan generasi muda dan melaksanakan program kerja HMPWK “Pranatacara Bumandhala”.
Diangkatnya tema ini diharapkan generasi muda mampu mempertajam analisa dan kepekaan terhadap berbagai masalah perkotaan dan mewujudkan sustainable city atau kota berkelanjutan yang dituangkan dalam sebuah karya tulis.
Acara ini menghadirkan para peserta SMP, SMA/SMK yang telah lulus dalam seleksi di antaranya SMAN 1 Blahbatuh, SMAN 2 Semarapura, SMAN3 Denpasar dengan dua tim yang lulus seleksi, dan SMAN 1 Gianyar dengan dua tim yang lulus seleksi. Juri dari LKTI berasal dari dosen prodi PWK UNHI yaitu Ir. I Gusti Putu Anindya Putra, MSP , Ir. Nyoman Sukamara, CES dan Ir. Made Gede Sudharsana. Dipl. Um. Dan untuk peserta esai terdiri dari SMPN 2 Denpasar, SMPN 3 Denpasar, SMPN 4 Denpasar, SMPN 12  Denpasar, SMP (SLUB) Saraswati 1 Denpasar, SMPN 2 Kediri, SMP Wisata Sanur dengan dua tim yang lulus seleksi dan SMPN 1 Gianyar dengan dua tim yang lulus seleksi. Seleksi ini dilakukan sehari sebelum diselenggarakan acara yaitu pada tanggal 15 November 2013.
Selain peserta, acara ini dihadiri oleh Dr. Ida Bagus Dharmika, MA selaku Rektor UNHI beserta Drs. Ida Bagus Made Mertha, M.Si sebagai Wakil Rektor III UNHI, Prof. Dr. I Putu Gelgel, SH.,M Hum sebagai Direktur Pasca Sarjana, para Dekan dan kaprodi seluruh fakultas di Lingkungan UNHI. Tidak ketinggalan juga Ni Putu Era Sukmayanti selaku Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan seluruh Ketua Senat fakultas yang terdapat di UNHI.
Peresmian acara sebagai tanda dimulainya lomba ditandai oleh pemukulan gong yang dilakukan oleh Rektor UNHI dengan didampingi oleh dekan fakultas dan ketua panitia acara LKTI-MPWK3.  LKTI dan Esai dilakukan di dua ruangan terpisah, hingga pukul 16.00 wita dan didapatkan juara-juara yang telah memenangkan perlombaan. Untuk LKTI juara 1 diraih oleh SMAN 5 Denpasar , juara 2 diraih oleh SMAN 2 Denpasar, dan juara 3 diraih oleh SMAN 1 Blahbatuh. Untuk juara esai didapatkan oleh SMPN 12 Denpasar. (nj)

Jumat, 15 November 2013

Kesenian Okokan Daerah “Gudang Beras” Tabanan-Bali



Pulau Bali terkenal akan berbagai macam ritual dan budayanya. Hal ini merupakan daya tarik bagi para wisatawan domestik maupun mancanegara. Salah satu atraksi budaya yang sudah dikenal di mancanegara adalah okokan. Okokan adalah salah suatu alat musik bunyi-bunyian yang pada umumnya terbuat dari bahan kayu yang dilobangi hampir menyerupai kentongan, tetapi didalamnya diisi pemukul yang disebut palit. Kesenian okokan ini terdiri dari beberapa alat musik tradisi yang diambil dari alat-alat yang dipakai para petani seperti : Okokan yaitu kalung keroncongan sapi, Teng-Teng yaitu bekas cangkul petani, dan Kulkul yaitu alat yang dipakai untuk menghalau burung atau tetengeran di ladang oleh petani. Okokan ini akan mengeluarkan irama tertentu jika diayun-ayunkan.

Senin, 11 November 2013

RITUAL SAKRAL PENGEREBONGAN KESIMAN-DENPASAR



       
      Pada hari Minggu tanggal 10 November 2013 Desa Kesiman Petilan-Denpasar Timur melaksanakan upacara keagamaan yang biasa disebut dengan “Upacara Pengerebongan”.  Upacara ini dilakukan di Pura Dalem Pengerebongan,yang mana upacara ini dihadiri oleh seluruh warga Desa Kesiman yang ikut mengusung Pura tersebut. Upacara Pengerebongan diaksanakan oleh penduduk setempat setiap 210 hari yakni pada hari Minggu wuku Medangsia ( Redite Medangsia) atau tepatnya seminggu setelah Hari Raya Kuningan.

      Upacara Pengerebongan merupakan ritual yang diwariskan oleh puri Agung Kesiman, dan apabila dilihat dari segi kata, Pengerebongan sendiri berasal dari kata “Rebu” yang dalam bahasa kawi berarti pesta yang bertujuan untuk menghibur atau membesarkan hari seseorang. Kata ini mendapat awalan “pe” dan akhiran “an” menjadi “Pengerebuan”. Perlahan kata ini berubah menjadi Pengerebong hingga akhirnya menjadi Pengerebongan. Upacara ini dimulai pukul 08.00 yang diawali dengan melakukan acara tabuh rah (taburan darah binatang yang digunakan dalam rangka upacara agama atau yadnya).


      Pada acara ini, para mangku dan semua Bhatara (seperti pratima, barong, rangda  dan Ratu Ayu) yang ada di pura-pura Desa Kesiman dihadirkan (lunga) ke Pura Dalem Pengerebongan sebelum dilakukan ritual ini. Setelah semuanya berkumpul barulah acara ini dimulai, yaitu semua mangku dan Bhatara berjalan mengelilingi wantilan yang ada di pura tersebut sebanyak tiga kali. Pada saat melakukan ritual ini banyak dari orang yang mengusung barong dan rangda mengalami kerauhan. Suasana magis begitu terasa ketika acara ini berlangsung. “Kalo pas acara ini pasti kekuatan magisnya terasa banget dan pasti banyak pengusung yang kerauhan jadi suasana sakralnya bener-bener terasa” ungkap Dewi salah seorang warga Desa Kesiman Petilan yang hadir pada acara tersebut.

      Setelah ritual mengelilingi wantilan usai, acara dilanjutkan dengan melakukan persembahyangan bersama, yang mana acara ini merupakan acara puncak dari serentetan acara yang telah dilakukan sebelumnya. Adapun makna dari Upacara Pengerebongan ini adalah untuk mengingatkan kebersamaan umat Hindu melalui  ritual sakral untuk  menjaga keharmonisan yaitu dengan memelihara hubungan antar manusia dengan sesamanya, manusia dengan alam lingkungannya, dan manusia dengan Tuhan serta meningkatkan spiritual umatNya. Selain itu, tujuan dari pelaksanaan upacara ini adalah untuk tetap menjaga eksistensi kebudayaan Bali di tengah era globalisasi saat ini yang mana sisi-sisi kebudayaan semakin memudar dan tak jarang digantikan oleh kebudayaan-kebudayaan modern. (ind/nj/snd)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Free Web Hosting