Senin, 07 Juli 2014

MENWA UNHI Kunjungi Anak Asuhan Komunitas Anak Alam di Desa Subaya, Kintamani


"Aku ingin jadi dokter.." "Aku ingin jadi guru.." begitulah teriakan anak-anak asuhan Komunitas Anak Alam yang ada di Desa Subaya, Kintamani ketika ditanya mengenai pekerjaan impian mereka di masa depan. Tangan-tangan mungil itu berlomba untuk mengacungkan tangan demi diberi kesempatan untuk mengutarakan cita-cita mereka sendiri. Hal tersebut seakan memperlihatkan bahwa mereka pun memiliki impian yang ingin mereka gapai, sama seperti anak-anak lainnya.
Minggu kemarin (6/7) merupakan hari besar yang sangat bermakna dan mengesankan bagi Komando Resimen Mahasiswa (Menwa) Ugracena Bali satuan D-903/Pasung Grigis Universitas Hindu Indonesia (UNHI). Betapa tidak, dari hari sabtu hingga minggu kemarin mereka telah berbagi pengetahuan dan canda tawa secara langsung dengan anak-anak asuhan Komunitas Anak Alam ini. Dalam gerakan "Coin for School" yang mereka adakan khususnya di lingkungan kampus UNHI, mereka telah berhasil mengumpulkan uang baik itu uang receh maupun uang tunai, baju bekas, majalah bekas, alat tulis-menulis, buku, dan lainnya dari tanggal 26 Juni 2014 hingga 5 Juli 2014 kemarin. Sumbangan dari teman-teman tersebut akhirnya dibawa langsung menuju Desa Subaya, Kintamani pada hari sabtu kemarin (5/7).
Walaupun medan ke Desa Subaya sangat berat karena jalan yang curam dan terjal serta dikelilingi oleh jurang dan kabut di sekitar jalan menuju tempat tersebut, namun tidak sedikitpun mengurangi niat mereka untuk datang mengunjungi Komunitas Anak Alam. Hal ini juga kami (tim Garis) alami saat ikut menyusul teman-teman Menwa ke Desa Subaya. Saking beratnya medan menuju Desa Subaya, sampai-sampai salah satu motor yang kami kendarai remnya blong. "Ketika kami sampai di desa Subaya tepatnya pada sabtu sore menjelang malam hari, kami harus berjuang melawan medan yang cukup sulit ditambah dengan suasana yang mulai gelap. Dua motor dari rekan kami mengalami rem blong sehingga kami harus lebih berhati-hati dalam melanjutkan perjalanan. Memang perjalanan yang cukup ekstrim namun semua itu terbayar dengan pemandangan yang sangat indah di sekeliling jalan menuju desa Subaya. Lelah dan capek yang kami rasakan juga tidak terasa lagi setelah sampai di tempat Komunitas Anak Alam tersebut. Sungguh pengalaman yang luar biasa," ujar Ida Bagus Dedy Suryawijaya selaku Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Menwa UNHI.
Anak-anak asuhan Komunitas Anak Alam tersebut menggali ilmu di sebuah sekolah yang sudah mengalami banyak kerusakan. Bahkan untuk ruangan belajar tidak tersedia kursi dan meja seperti sekolah pada umumnya. Anak-anak tersebut kebanyakan berasal dari desa Subaya itu sendiri. Mereka terpaksa harus putus sekolah karena keterbatasan biaya. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang telah bekerja untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga. Biasanya mereka belajar pada hari senin sampai sabtu dan bekerja pada hari minggu. "Hari sabtu kemarin anak-anak di sini lebih ramai dari hari ini (minggu). Hari ini yang hadir hanya anak-anak yang telah selesai bekerja dan mampir ke sekolah Komunitas Anak Alam ini," jelas mahasiswa semester 2 ini.
Banyak ilmu dan permainan yang diajarkan oleh Menwa UNHI kepada anak-anak ini. Anak-anak ini terlihat senang karena memiliki teman baru yang mau mengajarkan mereka berbagai ilmu dan permainan baru. "Disini bukan sumbangannya yang penting, namun kehadiran kita di sana untuk berbagi canda tawa dan menjumpai mereka. Sumbangan yang kami bawakan tersebut tidak sebanding dengan keceriaan yang kami berikan pada mereka. Sumbangan tersebut akan habis tak bersisa namun pengalaman berbagi ilmu serta keceriaan tersebut tidak akan lekang oleh waktu. Akan terus hidup dalam memori anak-anak tersebut," tambah mahasiswa jurusan ekonomi ini.
Anak-anak tersebut juga tidak kalah hebatnya. Walaupun tumbuh dalam berbagai keterbatasan serta hidup jauh dari perkotaan, namun niat mereka dalam mendapat ilmu tidak kalah dibandingkan dengan anak yang hidup di perkotaan. Mereka rajin belajar dan menyenangi pelajaran-pelajaran yang telah mereka terima dari Komunitas Anak Alam. Sebut saja salah satunya yaitu Cening yang telah lama belajar di Komunitas Anak Alam. "Saya senang sekali bisa belajar di Komunitas Anak Alam ini. Kakak-kakak pengajar sangat baik dan ramah. Mereka mengajarkan banyak ilmu kepada saya. Di sekolah Anak Alam ini saya paling suka belajar bahasa bali dan pelajaran ipa. Kalau sudah besar saya ingin sekali jadi dokter dan nanti saya bisa mengobati teman-teman dan keluarga saya di Desa Subaya ini," ungkap anak yang berumur kurang lebih 10 tahun ini.
Cita-cita yang tidak kalah terpuji datang dari seorang anak yang bernama Wahyuni atau biasa disapa Yuni. "Di sekolah ini saya paling suka pelajaran berhitung dan ipa. Saya sangat senang dengan cara pengajaran kakak-kakak di sini karena gampang untuk dimengerti. Kelak ketika saya sudah beranjak dewasa, saya ingin menjadi guru seperti kakak-kakak Komunitas Anak Alam ini. Saya ingin membuat sekolah yang lebih layak bagi adik-adik di Desa Subaya," ujar anak perempuan ini dengan ceria.
Di akhir acara pada minggu kemarin, Menwa mengajak anak-anak alam ini untuk berlomba dalam berbagai permainan seperti sepak bola, lari kelereng, memasukkan paku dalam botol, dan lainnya. Suasana haru terlihat ketika Menwa dan semua pihak yang ikut ke sana akan pergi meninggalkan sekolah anak alam tersebut. Terasa ikatan yang erat antara mereka semua. Pengalaman yang indah dan tidak akan terlupakan bagi mereka baik itu anak alam tersebut maupun Menwa dan semua pihak yang ikut serta dalam kunjungan tersebut.
Kabut di sore hari seakan mengantarkan kepergian Menwa dan rekan-rekan yang akan kembali pulang. Hawa dingin yang menusuk ke dalam jiwa dan raga mereka seakan ingin agar mereka selalu mengingat Desa Subaya terutama anak-anak asuhan Komunitas Anak Alam tersebut di dalam sanubari mereka. Mungkin jiwa dan raga mereka berpisah dengan anak alam tersebut namun memori dan kenangan ketika bersama mereka akan selalu ada dan terekam dalam otak dan hati mereka. Selamat tinggal anak alam, kejarlah impianmu bersama dinginnya kabut serta jalan terjal di Desa Subaya. Jika kalian berhasil melewatinya demi meraih impian, maka tidak akan ada keberhasilan yang lebih membanggakan dari hal tersebut. (Yun)

Sabtu, 14 Juni 2014

KOMANDO MENWA: SERAH TERIMA JABATAN KOMANDAN BESERTA PARA STAFF




Sabtu kemarin (14/6) Komando Resimen Mahasiswa (Menwa) Ugracena Bali Satuan D-903 Pasung Grigis Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Denpasar mengadakan acara Pelantikan Komandan Satuan beserta Staff Komando Menwa Ugracena Bali Satuan D-903 Pasung Grigis UNHI Denpasar periode 2014-2015. Acara ini diselenggarakan di ruang Aula Pasca Sarjana UNHI Denpasar. Acara pelantikan ini berlangsung tertib dan disiplin yang terlihat dari pelaksanaannya yang tepat waktu serta terkoordinir dengan baik.

Acara pelantikan Komandan Satuan dan Staff Komando Menwa kemarin dihadiri oleh Bapak Rektor UNHI sekaligus menjadi Inspektur Upacara. Selain itu undangan yang hadir atau diwakili berasal dari Wakil Rektor I UNHI, Direktur Pasca Sarjana UNHI, Dekan di lingkungan UNHI, Pangdam IX Udayana, Kapolda Bali, Kapolresta, Kapolsek Dentim, Kepala Desa Penatih, Komandan Menwa Ugracena Bali, segenap civitas akademika UNHI, serta undangan lainnya.
Dalam upacara tersebut dibacakan Surat Keputusan (SK)  Rektor UNHI Nomor: 305/SKP/UNHI/VI/2014 mengenai kepengurusan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Komando Menwa Ugracena Bali satuan D-903 Pasung Grigis UNHI Denpasar periode 2014-2015 oleh pembina UKM Menwa UNHI. Dalam SK tersebut, Rektor UNHI memutuskan dan menetapkan bahwa nama yang tercantum di dalamnya ditetapkan sebagai pengurus UKM Komando Menwa Ugracena Bali satuan D-903 Pasung Grigis UNHI Denpasar periode 2014-2015. Berdasarkan SK Rektor UNHI tersebut Komandan Terpilih yaitu Ni Wayan Pera Peryani dengan Wakil Komandannya yaitu Anak Agung Aditya Amerta Putra diikuti oleh staff lainnya.

Penyematan tanda jabatan dan atribut kepada Komandan Terpilih

Dengan berakhirnya pembacaan SK Rektor UNHI tersebut, acara kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan serah terima jabatan yang ditandai dengan penanggalan serta penyematan tanda jabatan dan atribut oleh Inspektur Upacara. Acara berlangsung khidmat saat penanggalan atribut dan tanda jabatan dari Komandan Demisioner yaitu Ni Kadek Maydayanti dan penyematan atribut dan tanda jabatan tersebut kepada Komandan Terpilih yaitu Ni Wayan Pera Peryani.
Dalam sambutannya Ni Kadek Maydayanti selaku Komandan Demisioner sempat mengisahkan pengalamannya selama tergabung dalam UKM Komando Menwa UNHI dan bahkan diberi kepercayaan untuk menjadi Komandan Menwa Pasung Grigis UNHI Denpasar periode sebelumnya. “ Banyak hal yang saya dapatkan di Menwa dan tidak bisa saya dapatkan di organisasi lain selain Menwa. Di Menwa saya dididik untuk disiplin, berbicara yang tegas dan benar, dilatih ketahanan mental dan psikisnya, serta hal berguna lainnya. Banyak pula yang saya pelajari di Menwa seperti bagaimana saya harus menjadi seorang pemimpin yang baik, bagaimana saya harus mempertanggungjawabkan sesuatu, dan bagaimana saya harus tegas dalam membuat keputusan. Menurut saya, salah dalam mengambil keputusan adalah sesuatu yang wajar karena dari salah itulah saya belajar untuk menjadi lebih baik. Jadi, jangan pernah takut untuk menjadi seorang pemimpin dan jangan pernah berfikir bahwa menjadi pemimpin itu gampang. Seorang pemimpin adalah seorang yang melayani anggotanya sendiri, jadi jangan pernah sombong dengan kepemimpinan yang kalian emban saat ini karena di luar sana kalian akan mengalami hal-hal yang lebih menantang dari ini,” pesan mahasiswi fakultas teknik tersebut.
UKM Menwa ini sangat penting keberadaannya di dalam suatu Universitas khususnya di UNHI sendiri. Seperti yang disampaikan oleh Dr. Drs. Ida Bagus Dharmika, M.A. selaku Rektor UNHI Denpasar bahwa dengan pentingnya peran Menwa di setiap kegiatan kampus, maka anggota Menwa harus ditingkatkan lagi jumlahnya. “Sejarah Menwa di UNHI dari tahun ke tahun memiliki kapasitas anggota yang dapat dikatakan sedikit. Untuk selanjutnya saya mempunyai prinsip bahwa anggota Menwa bisa mencapai 1 pleton atau 30 anggota bahkan jika bisa lebih dari itu. Saya berharap Komandan Terpilih dapat mensosialisasikan UKM Menwa dengan lebih baik demi terwujudnya hal tersebut,” harap Beliau di sela-sela sambutannya.
Sementara itu Ni Wayan Pera Peryani selaku Komandan Terpilih mengaku telah siap mengemban tugas penting untuk menjadi seorang pemimpin di UKM Menwa. “Saya tidak akan mengecewakan kepercayaan yang telah diberikan oleh anggota lain yang telah memilih saya menjadi Komandan selanjutnya. Awalnya memang saya kaget dan tidak menyangka akan dipilih dan dipercaya sebagai Komandan. Namun, karena sudah dipilih, maka saya harus siap dan sebisa mungkin melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya,” ujar mahasiswi fakultas ekonomi ini.
Acara pelantikan atau serah terima jabatan Komandan beserta staffnya ini berlangsung dengan lancar. Jika acara ini dibuka dengan tarian Sekar Jagat maka di akhir acara disuguhkan tarian Joget yang dibawakan oleh mahasiswa dan mahasiswi dari UNHI. Hal ini membuktikan bahwa walaupun acara pelantikan ini terkesan formal, namun tidak berarti meninggalkan budaya dan ciri khas dari UNHI itu sendiri. (yun)

Sabtu, 17 Mei 2014

Wisuda UNHI, Tersedia Beasiswa S2 dan S3 bagi Wisudawan yang Ingin Melanjutkan Kuliah di UNHI


Jumat kemarin (16/05) Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Denpasar menyelenggarakan Wisuda Sarjana (S1) ke-45, Magister (S2) ke-17, dan Doktor (S3) ke-5 di Agung Room, Inna Grand Bali Beach, Denpasar, Bali. Acara wisuda ini dihadiri oleh Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama Republik Indonesia, Ketua Yayasan Pendidikan Widya Kerthi, Rektor UNHI beserta jajaran, Direktur Pascasarjana UNHI beserta jajaran, Koordinator Kopertis wilayah VIII, Ketua Umum Pengurus Harian PHDI (Parisadha Hindu Dharma Indonesia) Pusat, Pimpinan Perguruan Tinggi Swasta se-Bali, dan segenap civitas akademika UNHI.
UNHI adalah lembaga tinggi pendidikan Agama Hindu yang pertama didirikan di negara ini. Dalam laporan tahunan Rektor, Dr. Ida Bagus Dharmika, MA selaku Rektor UNHI menyatakan bahwa Universitas ini telah sukses melahirkan ribuan sarjana dan berhasil melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi baik dalam bidang pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat. Beliau juga melaporkan tentang penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi di UNHI bahwa dalam kaitannya dengan pengembangan kualitas pembelajaran, UNHI senantiasa meningkatkan hubungan kemitraan baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Tidak lupa beliau menyampaikan kepada Bapak Koordinator Kopertis wilayah VIII dan Bapak Dirjen Bimas Hindu bahwa akreditasi institusi untuk UNHI sedang dibangkitkan dan UNHI sedang menunggu visitasi.
UNHI juga mengadakan kerjasama dengan kampus di luar negeri antara lain di India, Thailand, Belanda, dan Jerman. "Kerjasama ini tidak hanya tanda tangan belaka, dalam perjalanan para dosen kami telah mengikuti program postdoctoral selama tiga bulan di Leiden, Belanda dengan dibiayai oleh Dirjen Bimas Hindu masing-masing 100 juta rupiah. Selain itu Short Course dan postdoctoral juga dilakukan di New Delhi, India selama tiga bulan. Kami juga mendorong para dosen dan mahasiswa untuk memenangkan hibah penelitian dan menulis buku. Tahun ini lebih dari 2 Milyar dana Hibah yang dimenangkan oleh para dosen dari berbagai sumber antara lain Dikti, Kemenag, dan lainnya," ujarnya.
"Tahun ini 5 dosen UNHI memenangkan 67 penelitian Hibah bersaing dan fundamental Dikti. Selain itu 7 dosen UNHI juga memenangkan hibah penelitian kompetitif dosen S3 dan 21 dosen memenangkan hibah penelitian kompetifif S2 dari Kemenag RI," tambah Rektor UNHI ini.
Wisuda kali ini UNHI kembali menghasilkan wisudawan dan wisudawati yang berkompeten baik itu dari Sarjana (S1), Magister (S2), maupun Doktor (S3). Jumlah para wisudawan dan wisudawati pada acara wisuda UNHI kemarin sebanyak 362 orang yang terdiri dari Sarjana (S1) fakultas Ilmu Agama dan Kebudayaan 73 orang, fakultas Ekonomi 92 orang, fakultas Mipa 7 orang, fakultas Kesehatan 14 orang, fakultas Teknik 15 orang, fakultas Pendidikan Agama dan Seni 58 orang, Magister (S2) sebanyak 100 orang, dan Doktor (S3) sebanyak 3 orang.
Pada wisuda kali ini wisudawan/wisudawati yang memperoleh IPK (Index Prestasi Kumulatif) tertinggi pada strata 1 diraih oleh I Gede Agus Setiawan dengan IPK 3,85 (cumlaude) dari fakultas Ekonomi program studi (prodi) akuntansi. Sedangkan pada strata 2 diraih oleh Dewa Kadek Sudnyana dengan IPK 3,77 (cumlaude) dari Pendidikan Agama Hindu dan pada strata 3 atas nama I Wayan Suija dengan IPK 3,81 (cumlaude) dari prodi pendidikan Agama Hindu.
Para wisudawan/wisudawati terlihat sangat lega dan bangga berada di balik jubah wisudanya. Hal ini juga sempat diutarakan oleh I Gede Agus Setiawan selaku wakil wisudawan yang didaulat untuk memberikan pidato ucapan terima kasih pada acara wisuda kemarin. “Kami sangat bersyukur, setelah beberapa tahun berjuang dengan mengorbankan waktu, tenaga, dan sebagainya akhirnya kami bisa menyelesaikan proses belajar di lingkungan UNHI Denpasar,” tuturnya.
Kabar mengejutkan sekaligus menyenangkan untuk para wisudawan/wisudawati yang datang dari Prof. Dr. IBG Yudha Triguna, MS selaku Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama Republik Indonesia ketika memberi sambutan kemarin. “Saya mendengar dan menyimak beberapa alumni yang sekolah di bawah naungan prodi Kementerian Agama. Sebagian dari mereka ada yang lulus dengan predikat cumlaude. Kami kebetulan memiliki anggaran untuk mereka melanjutkan S2 dan S3 khusus yang lulus dengan predikat cumlaude. Mulai tahun ini ada beasiswa di Kementerian Agama bagi seluruh alumni di Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta yang dalam yudisiumnya lulus dengan predikat cumlaude, maka dia dapat melanjutkan sekolah atas biaya pemerintah. Tahun ini kita siapkan 100 orang, mudah-mudahan wisudawan/wisudawati dengan predikat cumlaude tersebut bisa melanjutkan sekolahnya ke tingkat yang lebih tinggi,” jelasnya.
Tidak ingin kalah dengan Bapak Dirjen Bimas Hindu, Dr. Ida Bagus Dharmika, MA selaku Rektor UNHI juga menyatakan akan memberikan beasiswa bagi wisudawan/wisudawati dengan predikat cumlaude yang ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. “Kami juga di lembaga UNHI akan memberikan beasiswa bebas SPP sebesar 50% kepada mereka yang lulus dengan predikat cumlaude dan ingin melanjutkan kuliah yang lebih tinggi di UNHI. Kami juga akan memberikan keuntungan bebas dari membayar uang pendaftaran kepada mahasiswa yang wisuda hari ini dan ingin melanjutkan kuliah dari S1 ke S2 maupun dari S2 ke S3 di UNHI Denpasar,” paparnya. (yun)

Sabtu, 10 Mei 2014

Rangkaian HUT Fakultas Ekonomi ke-21: Donor Darah & Pengobatan Herbal

Donor Darah

Jumat kemarin (09/05), Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi (SMFE) Universitas Hindu Indonesia (UNHI) bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) dan Praktisi Pengobatan Herbal mengadakan kegiatan Donor Darah dan Pengobatan Herbal. Kegiatan ini diadakan dalam rangka serangkaian HUT (Hari Ulang Tahun) Fakultas Ekonomi ke-21 sekaligus mengadakan pengabdian masyarakat. Kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh mahasiswa UNHI saja, namun juga masyarakat luas termasuk mahasiswa dari kampus lainnya.
Kegiatan donor darah dan pengobatan herbal ini bertempat di kampus UNHI tepatnya di ruang B1 dan B2. Kegiatan ini dimulai dari pukul 08.30 Wita hingga 12.00 Wita. Fakultas ekonomi tidak bekerja sendiri karena donor darah dan pengobatan herbal bukan bidang khusus mereka. Hal ini membuat mereka mengadakan kerjasama dengan PMI dan 2 orang praktisi pengobatan herbal yaitu Drs. Ida Bagus Suatama, M.Si dan Drs. Ida Bagus Bajra, M. Si.
Kegiatan donor darah seperti ini tidak menjadi hal baru bagi Fakultas ekonomi. Seperti yang dikonfirmasi oleh I Gusti Made Donny Andika selaku ketua panitia bahwa acara ini telah ada sejak dulu. “Kegiatan ini telah menjadi kegiatan rutin SMFE tiap tahunnya. Jadi dapat dikatakan kalau donor darah memang program wajib senat. Selain donor darah kami juga mengadakan pengobatan herbal jadi bagi yang tidak mengikuti donor darah bisa melakukan pengobatan herbal saja,” jelasnya.
Donor darah tidak dilakukan dengan sembarangan. Orang yang boleh melakukan donor darah adalah orang yang memiliki berat badan di atas atau sama dengan 55 kg. Selain itu kondisi dari pendonor harus dalam keadaan sehat dan bugar. Oleh karena itu sebelum melakukan donor darah, para pendonor wajib melakukan registrasi dan diperiksa dahulu.
Kegiatan ini terbuka untuk umum dan bagi pendonor darah mendapatkan sertifikat setelah mendonorkan darahnya. Kebanyakan yang berpartisipasi mendonorkan darahnya berasal dari UNHI sendiri. Berdasarkan data, yang ikut mendonorkan darah sebanyak 36 orang dan melakukan pengobatan herbal sebanyak 58 orang.
Kegiatan ini tidak luput dari kendala-kendala yang menghampiri. “Peserta donor darah dari para undangan sedikit yang bisa hadir karena berbagai faktor. Walaupun begitu, keseluruhan acara ini berjalan dengan lancar. Ya semoga saja kegiatan seperti ini akan terus ada setiap tahun dan tentunya bisa lebih baik lagi dari yang sekarang,” harap mahasiswa prodi manajemen ini.
Acara ini cukup menuai perhatian dari mahasiswa UNHI sendiri. Seperti diungkapkan oleh seorang mahasiswa Fakultas Pendidikan dan Seni (FPAS) bernama Ida Bagus Anom Suwiryantha yang kebetulan mengikuti kegiatan donor darah ini, bahwa ia cukup berminat mendonorkan darahnya. “Kegiatan ini sangat menarik untuk saya. Saya ingin ikut mendonorkan darah karena merasa telah melakukan banyak dosa sehingga dengan cara donor darah ini dapat menjadi salah satu jalan saya melebur dosa-dosa itu. Donor darah juga membuat tubuh kita sehat karena bisa dibilang donor darah ini seperti kegiatan mencuci darah sehingga terjadi perombakan darah di tubuh. Saya merasa secara keseluruhan kegiatan ini sangat bermanfaat dan berjalan dengan lancar,” jelas mahasiswa semester 2 ini. (yun)

Rabu, 07 Mei 2014

BEM UNHI FUTSAL COMPETITION: AJANG MENCARI BAKAT YANG TERPENDAM



Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Hindu Indonesia (UNHI) mengadakan “BEM UNHI Futsal Competition” dalam rangka mendukung program kerja BEM khususnya komisi E yaitu bagian perlengkapan dan administrasi. Futsal competition ini berlangsung sejak tanggal 2-4 Mei 2014 kemarin dan diselenggarakan di Friends Futsal, Jl. Wr. Supratman, Tohpati, Denpasar. Futsal Competition yang pertama kalinya diadakan oleh BEM UNHI ini cukup mendapatkan antusiasme, baik dari warga UNHI sendiri maupun dari luar UNHI.
BEM UNHI Futsal competition tidak hanya diikuti oleh team yang berasal dari UNHI saja namun juga dari luar UNHI. Seperti dikonfirmasi oleh Ida Bagus Udiyana Putra Telaga selaku ketua panitia bahwa salah satu tujuan diadakannya acara ini adalah untuk memperkenalkan UNHI ke masyarakat luas. “Selain untuk eksistensi institut, Futsal Competition ini juga diharapkan mampu melahirkan bibit-bibit baru dalam bidang futsal. Hal ini berkaitan dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Futsal yang belum lama terbentuk di UNHI sehingga membutuhkan anggota yang memiliki talenta di bidang futsal itu sendiri,” jelasnya.
Futsal Competition ini diselenggarakan di Friends Futsal dengan pertimbangan yaitu tempat parkirnya yang luas dan tempat bermain yang memadai. “Untuk menutupi biaya dan tambahan uang hadiah, kami mengakalinya dengan memungut biaya parkir bagi yang memarkir kendaraannya di Friends Futsal. Hal ini berlangsung selama tempat tersebut kami sewa yaitu mulai dari jam 5 sore sampai jam 11 malam dalam tenggang waktu 3 hari tersebut,” tambah mahasiswa semester 4 ini.
BEM UNHI Futsal Competition ini cukup menarik perhatian para pecinta futsal. Tidak hanya dari UNHI, bahkan team futsal dari luar juga tidak mau kehilangan kesempatan untuk mengikuti kompetisi ini. Bahkan, 60% peserta berasal dari luar lingkungan UNHI. “Awalnya kami merasa terkejut ketika melihat minat dari luar UNHI ternyata malah lebih besar dibandingkan dengan minat warga UNHI untuk mengikuti kompetisi ini. Padahal kami hanya menyebar brosur di beberapa tempat saja, namun sepertinya berita dari mulut ke mulut tentang kompetisi inilah yang lebih banyak memberi pengaruh. Bahkan beberapa hari sebelum pertandingan, kami harus menolak 5 team yang mendaftar karena jadwal pertandingan tiap team sudah ditentukan,” ujar mahasiswa Fakultas Ekonomi ini.
Ida Bagus Udiyana Putra Telaga mengakui bahwa panitia memaklumi teman-teman UNHI yang banyak berhalangan untuk mengikuti kompetisi futsal ini karena sama-sama memiliki kegiatan yang tidak bisa untuk ditinggalkan. “Contohnya saja Fakultas Ekonomi yang sedang sibuk dan fokus untuk mempersiapkan HUT (Hari Ulang Tahun) Fakultasnya. Mungkin itulah alasan mereka tidak bisa mengikuti kompetisi futsal ini,” ujarnya.
BEM UNHI Futsal Competition ini terfokus pada pemain non profesional yaitu pemain yang tidak termasuk ke dalam Liga Futsal Bali, PON dan EX-PON, serta Liga Nasional. Hal ini bertujuan untuk memberikan keadilan bermain bagi para pemain non profesional tanpa campur tangan dari pemain profesional.
Sistem yang dipakai dalam kompetisi ini yaitu dengan cara membagi pemain menjadi 4 grup yang terdiri dari Grup A sampai Grup D. Dari masing-masing grup dicari 1 team pemenang untuk masuk ke perempat final kemudian semifinal dan pada akhirnya masuk ke final. Hasil akhir pertandingan yaitu juara 1 diraih oleh Bayu Putra FC dari Kesiman, juara 2 diraih oleh Boy Banget FC dari Ubud, dan juara 3 diraih oleh Ian FC dari Ian Cellular. Selain itu juga dipilih pemain terbaik dan pemain top score dalam kompetisi futsal ini. Para pemenang mendapatkan sertifikat, piala, dan uang tunai sebagai hadiahnya.
Para pemain serta penonton yang hadir cukup antusias dalam menanggapi kompetisi ini. Terbukti dari minat para pemain yang begitu besar untuk mengikuti kompetisi ini dan para penonton yang setia hadir selama 3 hari berturut-turut untuk menyaksikan pertandingan futsal tersebut. Di hari terakhir kompetisi, panitia mengadakan door prize berupa handphone dan tiket gratis ke Bali Bird Park yang berhasil didapatkan oleh penonton dan keluarga dari pemain.
Walaupun baru pertama kalinya diadakan, namun tidak terdapat kendala yang berarti dalam BEM UNHI Futsal Competition ini. “Panitia sudah cukup kompak dalam mempersiapkan kompetisi ini. Namun kendalanya masih ada saja yang melanggar ketentuan perlombaan. Kemarin sempat ada team yang didiskualifikasi karena ketahuan membawa pemain profesional di dalam team-nya. Selain itu, dana juga kebetulan balance, kita di panitia tidak mengalami rugi atau untung walaupun hadiah juga tidak terlalu banyak karena baru pertama kali mengadakan kompetisi ini. Walaupun begitu, secara keseluruhan kompetisi futsal ini berjalan dengan lancar,” papar mahasiswa program studi manajemen ini.
“Harapan ke depannya, kompetisi futsal ini akan tetap menjadi program kerja dari anggota BEM selanjutnya sehingga akan ada BEM UNHI CUP II. Saya berharap besar pada pionir untuk melanjutkan program kerja ini. Semoga ke depannya acara ini berlangsung semakin baik dan tetap berjalan dengan lancar,” harapnya. 
Kompetisi futsal ini terbukti diminati oleh para pemain futsal khususnya di UNHI sendiri. Hal ini terbukti dari pernyataan I Wayan Suprayoga Antara selaku salah satu pemain futsal yang berasal dari UNHI. “Acara BEM UNHI Futsal Competition ini sangat bagus untuk diselenggarakan, apalagi saat ini banyak anak muda yang senang bermain futsal. Namun, saya mengusulkan untuk sekali-sekali mengadakan kompetisi di intern kampus saja agar lebih terfokus pada bibit-bibit unggul yang ada di setiap fakultas. Namun saya akui pertandingan kemarin cukup menyenangkan,” ujarnya. (yun)

Senin, 05 Mei 2014

Seminar Ayurweda: Menyongsong AFTA dengan Usaha Herbal



Asean Free Trade Area (AFTA) adalah perjanjian yang dibuat oleh persatuan negara – negara Asia Tenggara (ASEAN) untuk membuka pasar bebas dalam perdagangan di wilayah ASEAN yang bertujuan meningkatkan daya saing ASEAN sebagai pangkalan perdagangan di pasar global dunia yang akan dilaksanakan pada tahun 2015. Maka dari pada itu Senat Fakultas Kesehatan Prodi Ayurweda Universitas Hindu Indonesia (UNHI) pada hari Sabtu, tanggal 3 Mei 2014 mengadakan seminar dengan tema “Peluang Dan Tantangan Usaha Herbal Menyongsong AFTA 2015”. Seminar ini adalah salah satu dari serangkaian acara dalam memperingati HUT Fakultas Kesehatan UNHI yang ke 6.
I Gusti Ngurah Bagus Yudha Pradana selaku ketua panitia menyatakan bahwa Acara ini diadakan dengan tujuan mengajak kaum - kaum muda untuk meningkatkan kreatifitasnya dalam berbisnis dan berwirausaha dalam bidang obat dan produk herbal lainnya. “kedepannya persaingan asing dalam bidang perdagangan  bebas akan diperbolehkan masuk keIndonesia oleh karena itu akan banyak peluang usaha yang akan bisa dibuka terutama tentang obat dan produk herbal  itu sendiri, karena itu kaum – kaum muda sekarang harus lebih kreatif lagi dalam mengembangkan sumber daya alam yang kita punya.” Ungkapnya.
            Acara yang diadakan di gedung rektorat lt 3 ini diisi oleh Prof. Dr. I Wayan Ramantha, SE, AK, MM, CPA dan I Wayan Sukhana , BSC. selaku pembicara yang memang berkompeten dalam bidang bisnis produk herbal, dapat dilihat dari kesuksesan dalam bidang produk herbal yang dicapai oleh para pembicara.
            Acara ini diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan pembacaan doa, dilanjutkan dengan Sambutan Ketua panitia dan Sambutan dari Bapak Rektor UNHI sekaligus membuka acara. Dalam sambutannya Rektor UNHI juga menekankan bagaimana pentingnya seminar ini agar kaum kaum muda dapat meningkatkan kreatifitasnya dalam mengembangkan hasil bumi Indonesia dalam memproduksi produk produk herbal yang dapat bersaing di pasar internasional.
            Acara dilanjutkan dengan acara utama yaitu penyampaian materi dari para pembicara dan diakhiri dengan penyerahan souvenir dan sesi foto bersama.(iap)

Minggu, 02 Maret 2014

HMPWK : KONGRES III-2014

Jumat kemarin (28/2) Komisi Pemilihan Umum (KPU) Himpunan Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota (HMPWK) Fakultas Teknik (FT) Universitas Hindu Indonesia (UNHI) menyelenggarakan Kongres III-2014. Acara yang diadakan di Aula Pasca Sarjana UNHI ini digelar dengan serangkaian serah terima jabatan Ketua HMPWK Periode 2014-2015 yang telah terpilih dan pengesahan AD/ART Himpunan. Acara ini dihadiri oleh segenap civitas akademika UNHI di antaranya yaitu kaprodi, beberapa dosen PWK, wakil dekan 2 FT, anggota HMPWK dan dekan FT yang sekaligus membuka acara kongres tahunan III ini.
Sesuai dengan AD/ART HMPWK UNHI, kongres tahunan ini memiliki kedudukan tertinggi dalam organisasi ini. Seperti dikonfirmasi oleh Bagus Nugraha Kurnia Sentosa selaku salah seorang pengurus HMPWK periode 2013-2014 bahwa pada Kongres ini akan ditetapkan ketua HMPWK yang baru terpilih saat pemilu, pengesahan dan pengevaluasian AD/ART dan pengesahan laporan pertanggungjawaban dari pengurus HMPWK UNHI.
Acara Kongres tahunan yang ke-3 HMPWK "Pranatacara Bumandhala" ini dimulai dengan acara pembukaan berupa laporan Ketua Panitia dan sambutan-sambutan. Dilanjutkan dengan sidang pembuka berupa pembahasan dan jadwal acara serta tata tertib. Selain itu juga dilaksanakan pembahasan dan pengesahan pimpinan sidang tetap.
Dalam acara ini diadakan 4 kali sidang pleno yang di antaranya sidang pleno I dengan agenda penyampaian laporan pertanggungjawaban pengurus HMPWK 'Pranatacara Bumandala' UNHI periode 2013-2014. Dilanjutkan dengan sidang pleno II dalam pembahasan dan pengesahan AD/ART. Setelah istirahat makan siang, sidang dilanjutkan dengan sidang pleno III dengan agenda pengesahan Ketua dan Pengurus HMPWK 'Pranatacara Bumandala' UNHI masa bhakti periode 2014-2015. Acara terakhir pada Kongres III-2014 ini yaitu sidang pleno IV dengan penyampaian hasil Kongres III HMPWK UNHI serta ditutup oleh Ni Kadek Maydayanti selaku pimpinan sidang.
Acara Kongres ini didasari oleh masa jabatan ketua dan pengurus HMPWK periode 2013-2014 telah usai. Sehingga diadakan Pemilihan Umum untuk mencari ketua HMPWK untuk periode 2014-2015. Adapun rangkaian pemilu tersebut yaitu acara kampanye, pemilu, dan diakhiri dengan acara Kongres. "Pada acara Kongres inilah ketua HMPWK yang baru akan dilantik. Dari hasil pemilu kemarin telah terpilih I Putu Gede Nova Wijana sebagai Ketua HMPWK untuk periode 2014-2015 mendatang," papar mahasiswa angkatan 2012 ini.
Kongres III-2014 mengambil tema "Membangun Karakter, Kreativitas dan Solidaritas" atas dasar pelaksanaannya yang penuh dengan semangat. Walaupun sempat terhalang beberapa masalah seperti kekurangan dana dan sedikitnya mahasiswa PWK, namun hal tersebut dapat teratasi dengan baik. "Pemilu dan Kongres kali ini dapat dikatakan berjalan dengan lancar meskipun masih terdapat beberapa hal yang harus dikoreksi ke depannya," ujar mahasiswa yang biasa disapa Nugie ini.
"Untuk ke depannya, kami berharap HMPWK tetap dapat membuat acara yang tidak hanya sukses namun juga mampu bersaing dengan organisasi bergengsi lainnya," harapnya.

Senin, 03 Februari 2014

SEMINAR NASIONAL: SERANGKAIAN HUT FPAS KE-5


            Hari Senin (03/02/2014), Fakultas Pendidikan Agama dan Seni (FPAS) di Universitas Hindu Indonesia (UNHI) mengadakan Seminar Nasional. Acara ini dilaksanakan di Aula Rektorat lantai III UNHI Denpasar. Dalam acara ini mengundang Ketua DPD HPI Bali Sang Putu Subaya, SH.MH., Drs. Ida Bagus Subhiksu, MM selaku Kepala Dinas Provinsi Bali yang pada saat kesempatan ini diwakilkan, para Dekan di lingkungan UNHI Denpasar, para Dosen di lingkungan UNHI Denpasar, dan peserta Seminar yang merupakan mahasiswa dari berbagai Fakultas di UNHI.
            Seminar Nasional dengan tema “Pariwisata Budaya dalam Konteks Pendidikan Agama dan Seni” ini dilaksanakan serangkaian dengan HUT FPAS pada tanggal 28 Februari. Acara ini dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan dilanjutkan dengan pembacaan doa. Dilanjutkan dengan laporan Ketua Panitia dan sambutan dari Dekan FPAS yang pada kesempatan ini mewakili Rektor UNHI. Pada Seminar kali ini diisi oleh 2 pemakalah yaitu dari Dinas Pariwisata Daerah Bali dan Ketua DPD HPI Provinsi Bali. Seminar Nasional ini diakhiri dengan penyerahan piagam penghargaan kepada Narasumber.
            Seperti yang telah diungkapkan oleh I Nyoman Pasek Supartha sebagai salah seorang panitia pelaksana bahwa walaupun sempat terlambat dari waktu awal yang telah ditentukan, namun acara ini berlangsung lancar dan dapat dikendalikan dengan baik. “Keterlambatan tersebut terjadi dikarenakan kampus dalam masa libur semester, sehingga banyak mahasiswa yang terlambat datang. Menurut saya seminar ini berdampak positif bagi mahasiswa yang nantinya akan terjun ke masyarakat dan dapat tetap menjaga pariwisata yang berlandaskan budaya dan bukan menjadi pariwisata yang merusak budaya,” tutur mahasiswa prodi pendidikan agama Hindu ini. (yun/nd)

Rabu, 15 Januari 2014

Pelantikan Rektor UNHI Denpasar Masa Bhakti 2014-2018

Dr. Ida Bagus Dharmika, MA saat memberikan sambutan sebagai rektor UNHI

Hari Rabu kemarin (15/01/2014), Universitas Hindu Indonesia (UNHI) mengadakan acara pelantikan Rektor masa bhakti 2014-2018. Pelantikan Rektor ini dilaksanakan di Aula Rektorat Lantai III UNHI Denpasar. Acara ini dihadiri oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Hindu, Koordinator Kopertis wilayah VIII, Ketua Yayasan Pendidikan Widya Kerthi, Ketua Parisadha Hindu Indonesia (PHDI) Pusat, Ketua Senat dan anggota Senat UNHI Denpasar, Rektor UNHI sebelumnya sekaligus Rektor terpilih, para Pejabat UNHI Denpasar, beserta segenap civitas akademika UNHI Denpasar.

Dr. Ida Bagus Dharmika, MA yang merupakan Rektor sebelumnya akhirnya terpilih menjadi Rektor UNHI Denpasar untuk masa bhakti 2014-2018 setelah mengungguli 3 bakal calon Rektor lainnya. Beliau mendapat 17 suara dari 30 anggota Senat UNHI Denpasar.

Pelantikan Rektor UNHI oleh Ketua Yayasan Pendidikan Widya Kerthi

Sebelum dilantik, Dr Ida Bagus Dharmika, MA menjalani upacara mejaya-jaya di Pura Maha Widya Mandhira UNHI Denpasar yang dipuput oleh Ida Pedanda Gede Putra Yoga. Selanjutnya acara pelantikan dilaksanakan di Aula Rektorat Lantai III UNHI Denpasar dengan diawali oleh pemujaan Ida Pedanda Gede Putra Yoga. Setelah menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, lagu mengheningkan cipta, serta lagu Mars UNHI dilanjutkan dengan pembacaan sloka.

Acara berlanjut dengan laporan Ketua Panitia, Prof. Dr. Ir. Redy Aryantha serta pembacaan Surat Keputusan (SK) mengenai pemberhentian dan pengangkatan Rektor UNHI Denpasar. Acara puncak yaitu upacara pelantikan Rektor UNHI Denpasar oleh Ketua Yayasan Pendidikan Widya Kerthi, Prof. IB Gunada disertai dengan penandatanganan dokumen.

Setelah acara puncak, dilanjutkan dengan sambutan-sambutan dari Rektor UNHI Denpasar, ketua Yayasan Widya Kerthi, Koordinator Kopertis wilayah VIII, Ketua PHDI Pusat, dan Dirjen Bimas Hindu. Acara bergulir pada penyerahan buku dan pembacaan doa. Rangkaian acara pelantikan Rektor UNHI Denpasar masa bhakti 2014-2018 diakhiri dengan pemberian ucapan selamat kepada Dr Ida Bagus Dharmika, MA beserta istrinya.


Sebagai rektor ke IX, beliau menyatakan akan membawa UNHI menjadi Universitas yang unggul baik secara Nasional maupun Internasional. “Saya akan berusaha membawa UNHI unggul dalam bidang akademik, dalam bidang pengabdian, dan bidang penelitian. Harapan saya mudah-mudahan tahun ke depannya UNHI lebih bermutu dari tahun sebelumnya,” paparnya. (yun/iap)

Jumat, 10 Januari 2014

APEL AKBAR: SIMBOLIS PENYERAHAN ANGGOTA MENWA


Hari Jumat kemarin (10/01/14), Komando Resimen Mahasiswa (Menwa) Ugracena satuan D-903/Pasung Grigis Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Denpasar mengadakan Apel Angkatan Baru (Akbar). Apel Akbar yang dilaksanakan di Lapangan UNHI Denpasar ini dilakukan dalam rangka penyerahan anggota Menwa Angkatan XXVIII dari Ugracena kepada UNHI Denpasar. Acara ini dihadiri oleh staff komando Menwa, Menwa dari seluruh Bali, dan segenap civitas akademika UNHI Denpasar.

Apel Akbar dilaksanakan atas 3 dasar yaitu yang pertama, surat keputusan bersama Menteri Pertahanan, Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Dalam Negeri dan Otomoni Daerah Nomor: 14/M/KB/2000, Nomor: U/KB/2000 dan Nomor: 39 A Tahun 2000, tentang Pembinaan dan Pemberdayaan Resimen Mahasiswa. Yang kedua, surat keputusan No: 311/SKP/UNHI/V/2013 tentang kepengurusan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Menwa Satuan D-903/Pasung Grigis UNHI Denpasar periode 2013-2014. Yang ketiga, hasil rapat Komandan satuan beserta Staf tanggal 2 Januari 2014, tentang Apel Akbar dan Lapantrapos Satuan D-903/Pasung Grigis UNHI Denpasar 2013-2014.

Apel Akbar ini wajib diadakan oleh masing-masing Menwa Satuan tiap tahun walaupun sempat tidak terlaksana pada tahun sebelumnya. Seperti yang telah diungkapkan oleh Ni Kadek Maydayanti selaku Komandan Satuan (Dansat) Menwa UNHI Denpasar bahwa Apel Akbar ini dilakukan kembali agar sistem Menwa dapat diperbaiki dari sebelumnya. “Apel Akbar kali ini dapat dilaksanakan setelah anggota Menwa Angkatan XXVIII ini lulus dari Pra Pendidikan Latihan Dasar Kemiliteran (PRADIKLATSARMIL), Pendidikan Latihan Dasar Kemiliteran (DIKLATSARMIL), dan PEMBARETAN. Apel Akbar ini juga sebagai simbolis penyerahan anggota Menwa Angkatan XXVIII dari Komandan Menwa (Danmenwa) Ugracena kepada Rektor UNHI Denpasar yang sebelumnya masih milik Ugracena se-Bali. Jadi, Apel Akbar ini dilakukan untuk mengikuti sistem Menwa yang sudah semestinya,” jelas perempuan berumur 20 tahun ini.

Dengan bergabungnya 11 anggota Menwa Angkatan XXVIII ini, jumlah keseluruhan Menwa UNHI menjadi 32 anggota. Dalam Apel Akbar ini 11 anggota tersebut resmi diserahkan kepada UNHI namun mereka belum resmi menjadi Menwa UNHI itu sendiri. “Masih ada tradisi yang harus mereka lewati untuk menjadi Menwa UNHI secara resmi yaitu Latihan Pemantapan dan Tradisi Pemoskoan (Lapantrapos). Lapantrapos ini akan dibuka pada hari Sabtu tanggal 11 Januari 2014 dan akan berlangsung selama 3 hari sampai mendapatkan Brevet satuan untuk dikatakan resmi menjadi Menwa UNHI,” papar mahasiswi Fakultas Teknik ini.

Walaupun terlambat setengah jam dari waktu awal yang ditentukan, namun acara berlangsung khidmat dan berjalan sesuai dengan susunan upacara yang telah dibuat sebelumnya. Acara ini dihadiri oleh Staff Komandan Menwa seperti Wakil Komandan Menwa (Wadanmenwa) Ugracena Bali; seluruh Menwa di Bali seperti Menwa Undiknas, Menwa IKIP-PGRI, Menwa UNUD, Menwa IHDN, dan lainnya; serta segenap civitas akademika UNHI Denpasar seperti Pembina UKM Menwa Ugracena D-903/Pasung Grigis UNHI Denpasar, Wakil Rektor III UNHI Denpasar, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNHI Denpasar, beberapa Senat Mahasiswa UNHI Denpasar.

Apel Akbar ini memang sengaja dipilih untuk dilaksanakan pada tanggal 10 Januari 2014 atas dasar rapat Komandan satuan beserta staffnya tanggal 2 Januari 2014. “Kami memilih hari Jumat yang merupakan hari efektif dalam hal perkuliahan dengan tujuan agar mahasiswa UNHI Denpasar juga mengetahui apa itu Menwa sebenarnya beserta jumlah Menwa saat ini walaupun kami sayangkan anggota Menwa UNHI Denpasar tidak semuanya yang bisa hadir,” jelasnya.

Pada akhir acara mereka menampilkan acara tambahan yaitu Bela Diri Militer (BDM). “Di Menwa kami juga belajar bela diri walaupun yang ditampilkan dalam acara Apel Akbar ini masih dasar-dasarnya saja. BDM sendiri kami tampilkan hanya untuk selingan saja agar suasana tidak terlalu tegang,” ungkap mahasiswi prodi Teknik Planologi ini.


“Menurut saya acara hari ini luar biasa dan sukses. Menwa saya lihat semakin kompak dan solid pada acara Apel Akbar ini. Memang banyak kekurangan namun hal tersebut akan kami jadikan pembelajaran untuk ke depannya. Ya, semoga ke depannya anggota Menwa semakin banyak, lebih kompak dan solid serta semakin memperlihatkan eksistensinya di kampus. Tunjukkan bahwa Menwa tidak hanya sangar di mata mahasiswa, tapi kita juga bisa berprestasi dan aktif seperti UKM yang lainnya. Seperti semboyan Menwa yaitu Widya Castrena Dharma Sidha yang artinya penyempurnaan ilmu pengetahuan dengan ilmu keprajuritan. Begitulah yang akan kami terapkan sebagai seorang menwa,” tambahnya. (yun/rin)

Selasa, 07 Januari 2014

Mahasiswa (Bukan) Sapi Perah



“Kami dari BEM mengadakan bazar duduk bekerjasama dengan warung Pencar. Masing-masing mahasiswa membeli satu kupon ini seharga 35 ribu rupiah. Perlu diketahui bahwa kupon bazar ini telah mendapat persetujuan atau rekomendasi dari Wakil Rektor II Universitas Hindu Indonesia.”

Begitulah kata-kata dari salah satu anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Hindu Indonesia (UNHI) di kelas. Mereka (anggota BEM) hendak menyebarkan kupon bazar kepada para mahasiswa. Dengan berbekal surat rekomendasi dari Rektorat, para anggota BEM memasuki tiap kelas mahasiswa. Menawarkan dan “menjajakan” kupon bazar kepada mahasiswa, harapannya tentu mahasiswa mau membeli kupon bazar tersebut.

Memang tidak ada kata “wajib” membeli yang mereka utarakan, namun pernyataan mereka yang menekankan bahwa bazar ini telah mendapatkan surat rekomendasi dari Rektorat seakan-akan ingin menekan mahasiswa untuk membeli kupon mereka. Mahasiswa diberikan waktu beberapa hari untuk membeli kupon tersebut dengan harga 35.000 rupiah.

Berbagai reaksi dan pertanyaan muncul di benak mahasiswa. Mengapa BEM membuat bazzar? Mungkin saja BEM membuat acara bazar ini untuk penggalangan dana. Tapi kenapa harus mahasiswa yang menjadi “target sasaran” untuk penggalian dana? Lagi-lagi mahasiswa diberatkan akan benda bernama uang tersebut. Tentu saja ini tidak akan menjadi masalah bagi mahasiswa yang berasal dari kalangan ekonomi menengah ke atas. Namun, bagaimana dengan mahasiswa yang berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah?

Rasanya tanpa kupon bazar itu saja, mereka sudah susah untuk mencari uang. Belum lagi anak kos yang berusaha hidup dengan hemat. Kupon bazar ini dirasa akan menambah beban mereka dan bahkan mungkin uang tersebut cukup untuk makan mereka beberapa hari tinggal di kos.

Belum lagi mahasiswa baru yang notabene belum tahu apa-apa masalah kampus. Mereka akan dengan mudah menerima apa saja yang disodorkan kepada mereka tanpa berani untuk menolak. Padahal mahasiswa baru jika dihitung-hitung telah banyak mengeluarkan uang dari awal mereka kuliah di UNHI. Mulai dari uang awal kuliah, uang baju dan kalender untuk fakultas ekonomi, uang bazzar, uang seminar, dan lain-lain. begitu mahalnya biaya pendidikan perguruan tinggi semakin membenarkan pendapat bahwa “orang miskin dilarang untuk sekolah”.

Jika BEM melaksanakan bazzar ini dengan alasan mencari dana untuk kegiatan operasionalnya. Itu sah-sah saja. Tapi hendaknya bukan membebankan pada mahasiswa. “Mahasiswa bukan sapi perah” yang bisa seenaknya diperah dan diambil susunya.

Ada baiknya jika ingin meminta dana untuk operasional harusnya mereka minta kepada “orang tua” di kampus. Ya orang tua yang dimaksud adalah rektorat. Tidak diberikan. Tenang kawan-kawan itu semua sudah diatur dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 155/U/1998 Tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi. Mari bersama kita perjuangkan dana kemahasiswaan itu.

Dalam Kepmen tersebut pada Bab V tentang Pembiayaan, Pasal 10 ayat 1 menyatakan pembiayaan untuk kegiatan organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi dibebankan pada anggaran perguruan tinggi yang bersangkutan dan/ atau usaha lain seijin pimpinan perguruan tinggi dan dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.

Dari sana sudah jelas dituliskan, jika organisasi mahasiswa ingin melakukan kegiatan hendaknya mencari dana kepada rektorat. Disana juga sudah dijelaskan bahwa dana kemahasiswaan sudah seharusnya dianggarkan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan. Atau misalnya dana tersebut kurang atau tidak mencukupi, cara lain yang bisa ditempuh adalah mencari dana dari sponsor. Bukankah dalam kepmen tersebut juga dibolehkan untuk mencari dana di luar kampus melalui usaha lain. Intinya dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.



BEM tak ubahnya seperti pemerintah yang memberikan “kado” (kenaikkan harga elpiji 12kg) kepada masyarakat. Begitu juga BEM memberikan “kado tahun baru” berupa bazar kepada mahasiswa. Terakhir, bukan bermaksud menggurui atau memerintah. Ada baiknya untuk kita coba merenung dan berpikir. Tingkat ekonomi mahasiswa di kampus tidak semua sama. Untuk mereka yang menengah ke atas mungkin tidak masalah tapi bagaimana dengan teman-teman yang ekonominya menengah ke bawah. Ingat dan patut di catat mereka juga kawan kita mahasiswa. Syukur mereka (bisa) kuliah, sekarang malah dibebankan ini itu. coba bayangkan, Bagaimana kalau kalian (anggota BEM) berada pada posisi mahasiswa itu. 

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Free Web Hosting