Rabu, 15 Januari 2014

Pelantikan Rektor UNHI Denpasar Masa Bhakti 2014-2018

Dr. Ida Bagus Dharmika, MA saat memberikan sambutan sebagai rektor UNHI

Hari Rabu kemarin (15/01/2014), Universitas Hindu Indonesia (UNHI) mengadakan acara pelantikan Rektor masa bhakti 2014-2018. Pelantikan Rektor ini dilaksanakan di Aula Rektorat Lantai III UNHI Denpasar. Acara ini dihadiri oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Hindu, Koordinator Kopertis wilayah VIII, Ketua Yayasan Pendidikan Widya Kerthi, Ketua Parisadha Hindu Indonesia (PHDI) Pusat, Ketua Senat dan anggota Senat UNHI Denpasar, Rektor UNHI sebelumnya sekaligus Rektor terpilih, para Pejabat UNHI Denpasar, beserta segenap civitas akademika UNHI Denpasar.

Dr. Ida Bagus Dharmika, MA yang merupakan Rektor sebelumnya akhirnya terpilih menjadi Rektor UNHI Denpasar untuk masa bhakti 2014-2018 setelah mengungguli 3 bakal calon Rektor lainnya. Beliau mendapat 17 suara dari 30 anggota Senat UNHI Denpasar.

Pelantikan Rektor UNHI oleh Ketua Yayasan Pendidikan Widya Kerthi

Sebelum dilantik, Dr Ida Bagus Dharmika, MA menjalani upacara mejaya-jaya di Pura Maha Widya Mandhira UNHI Denpasar yang dipuput oleh Ida Pedanda Gede Putra Yoga. Selanjutnya acara pelantikan dilaksanakan di Aula Rektorat Lantai III UNHI Denpasar dengan diawali oleh pemujaan Ida Pedanda Gede Putra Yoga. Setelah menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, lagu mengheningkan cipta, serta lagu Mars UNHI dilanjutkan dengan pembacaan sloka.

Acara berlanjut dengan laporan Ketua Panitia, Prof. Dr. Ir. Redy Aryantha serta pembacaan Surat Keputusan (SK) mengenai pemberhentian dan pengangkatan Rektor UNHI Denpasar. Acara puncak yaitu upacara pelantikan Rektor UNHI Denpasar oleh Ketua Yayasan Pendidikan Widya Kerthi, Prof. IB Gunada disertai dengan penandatanganan dokumen.

Setelah acara puncak, dilanjutkan dengan sambutan-sambutan dari Rektor UNHI Denpasar, ketua Yayasan Widya Kerthi, Koordinator Kopertis wilayah VIII, Ketua PHDI Pusat, dan Dirjen Bimas Hindu. Acara bergulir pada penyerahan buku dan pembacaan doa. Rangkaian acara pelantikan Rektor UNHI Denpasar masa bhakti 2014-2018 diakhiri dengan pemberian ucapan selamat kepada Dr Ida Bagus Dharmika, MA beserta istrinya.


Sebagai rektor ke IX, beliau menyatakan akan membawa UNHI menjadi Universitas yang unggul baik secara Nasional maupun Internasional. “Saya akan berusaha membawa UNHI unggul dalam bidang akademik, dalam bidang pengabdian, dan bidang penelitian. Harapan saya mudah-mudahan tahun ke depannya UNHI lebih bermutu dari tahun sebelumnya,” paparnya. (yun/iap)

Jumat, 10 Januari 2014

APEL AKBAR: SIMBOLIS PENYERAHAN ANGGOTA MENWA


Hari Jumat kemarin (10/01/14), Komando Resimen Mahasiswa (Menwa) Ugracena satuan D-903/Pasung Grigis Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Denpasar mengadakan Apel Angkatan Baru (Akbar). Apel Akbar yang dilaksanakan di Lapangan UNHI Denpasar ini dilakukan dalam rangka penyerahan anggota Menwa Angkatan XXVIII dari Ugracena kepada UNHI Denpasar. Acara ini dihadiri oleh staff komando Menwa, Menwa dari seluruh Bali, dan segenap civitas akademika UNHI Denpasar.

Apel Akbar dilaksanakan atas 3 dasar yaitu yang pertama, surat keputusan bersama Menteri Pertahanan, Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Dalam Negeri dan Otomoni Daerah Nomor: 14/M/KB/2000, Nomor: U/KB/2000 dan Nomor: 39 A Tahun 2000, tentang Pembinaan dan Pemberdayaan Resimen Mahasiswa. Yang kedua, surat keputusan No: 311/SKP/UNHI/V/2013 tentang kepengurusan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Menwa Satuan D-903/Pasung Grigis UNHI Denpasar periode 2013-2014. Yang ketiga, hasil rapat Komandan satuan beserta Staf tanggal 2 Januari 2014, tentang Apel Akbar dan Lapantrapos Satuan D-903/Pasung Grigis UNHI Denpasar 2013-2014.

Apel Akbar ini wajib diadakan oleh masing-masing Menwa Satuan tiap tahun walaupun sempat tidak terlaksana pada tahun sebelumnya. Seperti yang telah diungkapkan oleh Ni Kadek Maydayanti selaku Komandan Satuan (Dansat) Menwa UNHI Denpasar bahwa Apel Akbar ini dilakukan kembali agar sistem Menwa dapat diperbaiki dari sebelumnya. “Apel Akbar kali ini dapat dilaksanakan setelah anggota Menwa Angkatan XXVIII ini lulus dari Pra Pendidikan Latihan Dasar Kemiliteran (PRADIKLATSARMIL), Pendidikan Latihan Dasar Kemiliteran (DIKLATSARMIL), dan PEMBARETAN. Apel Akbar ini juga sebagai simbolis penyerahan anggota Menwa Angkatan XXVIII dari Komandan Menwa (Danmenwa) Ugracena kepada Rektor UNHI Denpasar yang sebelumnya masih milik Ugracena se-Bali. Jadi, Apel Akbar ini dilakukan untuk mengikuti sistem Menwa yang sudah semestinya,” jelas perempuan berumur 20 tahun ini.

Dengan bergabungnya 11 anggota Menwa Angkatan XXVIII ini, jumlah keseluruhan Menwa UNHI menjadi 32 anggota. Dalam Apel Akbar ini 11 anggota tersebut resmi diserahkan kepada UNHI namun mereka belum resmi menjadi Menwa UNHI itu sendiri. “Masih ada tradisi yang harus mereka lewati untuk menjadi Menwa UNHI secara resmi yaitu Latihan Pemantapan dan Tradisi Pemoskoan (Lapantrapos). Lapantrapos ini akan dibuka pada hari Sabtu tanggal 11 Januari 2014 dan akan berlangsung selama 3 hari sampai mendapatkan Brevet satuan untuk dikatakan resmi menjadi Menwa UNHI,” papar mahasiswi Fakultas Teknik ini.

Walaupun terlambat setengah jam dari waktu awal yang ditentukan, namun acara berlangsung khidmat dan berjalan sesuai dengan susunan upacara yang telah dibuat sebelumnya. Acara ini dihadiri oleh Staff Komandan Menwa seperti Wakil Komandan Menwa (Wadanmenwa) Ugracena Bali; seluruh Menwa di Bali seperti Menwa Undiknas, Menwa IKIP-PGRI, Menwa UNUD, Menwa IHDN, dan lainnya; serta segenap civitas akademika UNHI Denpasar seperti Pembina UKM Menwa Ugracena D-903/Pasung Grigis UNHI Denpasar, Wakil Rektor III UNHI Denpasar, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNHI Denpasar, beberapa Senat Mahasiswa UNHI Denpasar.

Apel Akbar ini memang sengaja dipilih untuk dilaksanakan pada tanggal 10 Januari 2014 atas dasar rapat Komandan satuan beserta staffnya tanggal 2 Januari 2014. “Kami memilih hari Jumat yang merupakan hari efektif dalam hal perkuliahan dengan tujuan agar mahasiswa UNHI Denpasar juga mengetahui apa itu Menwa sebenarnya beserta jumlah Menwa saat ini walaupun kami sayangkan anggota Menwa UNHI Denpasar tidak semuanya yang bisa hadir,” jelasnya.

Pada akhir acara mereka menampilkan acara tambahan yaitu Bela Diri Militer (BDM). “Di Menwa kami juga belajar bela diri walaupun yang ditampilkan dalam acara Apel Akbar ini masih dasar-dasarnya saja. BDM sendiri kami tampilkan hanya untuk selingan saja agar suasana tidak terlalu tegang,” ungkap mahasiswi prodi Teknik Planologi ini.


“Menurut saya acara hari ini luar biasa dan sukses. Menwa saya lihat semakin kompak dan solid pada acara Apel Akbar ini. Memang banyak kekurangan namun hal tersebut akan kami jadikan pembelajaran untuk ke depannya. Ya, semoga ke depannya anggota Menwa semakin banyak, lebih kompak dan solid serta semakin memperlihatkan eksistensinya di kampus. Tunjukkan bahwa Menwa tidak hanya sangar di mata mahasiswa, tapi kita juga bisa berprestasi dan aktif seperti UKM yang lainnya. Seperti semboyan Menwa yaitu Widya Castrena Dharma Sidha yang artinya penyempurnaan ilmu pengetahuan dengan ilmu keprajuritan. Begitulah yang akan kami terapkan sebagai seorang menwa,” tambahnya. (yun/rin)

Selasa, 07 Januari 2014

Mahasiswa (Bukan) Sapi Perah



“Kami dari BEM mengadakan bazar duduk bekerjasama dengan warung Pencar. Masing-masing mahasiswa membeli satu kupon ini seharga 35 ribu rupiah. Perlu diketahui bahwa kupon bazar ini telah mendapat persetujuan atau rekomendasi dari Wakil Rektor II Universitas Hindu Indonesia.”

Begitulah kata-kata dari salah satu anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Hindu Indonesia (UNHI) di kelas. Mereka (anggota BEM) hendak menyebarkan kupon bazar kepada para mahasiswa. Dengan berbekal surat rekomendasi dari Rektorat, para anggota BEM memasuki tiap kelas mahasiswa. Menawarkan dan “menjajakan” kupon bazar kepada mahasiswa, harapannya tentu mahasiswa mau membeli kupon bazar tersebut.

Memang tidak ada kata “wajib” membeli yang mereka utarakan, namun pernyataan mereka yang menekankan bahwa bazar ini telah mendapatkan surat rekomendasi dari Rektorat seakan-akan ingin menekan mahasiswa untuk membeli kupon mereka. Mahasiswa diberikan waktu beberapa hari untuk membeli kupon tersebut dengan harga 35.000 rupiah.

Berbagai reaksi dan pertanyaan muncul di benak mahasiswa. Mengapa BEM membuat bazzar? Mungkin saja BEM membuat acara bazar ini untuk penggalangan dana. Tapi kenapa harus mahasiswa yang menjadi “target sasaran” untuk penggalian dana? Lagi-lagi mahasiswa diberatkan akan benda bernama uang tersebut. Tentu saja ini tidak akan menjadi masalah bagi mahasiswa yang berasal dari kalangan ekonomi menengah ke atas. Namun, bagaimana dengan mahasiswa yang berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah?

Rasanya tanpa kupon bazar itu saja, mereka sudah susah untuk mencari uang. Belum lagi anak kos yang berusaha hidup dengan hemat. Kupon bazar ini dirasa akan menambah beban mereka dan bahkan mungkin uang tersebut cukup untuk makan mereka beberapa hari tinggal di kos.

Belum lagi mahasiswa baru yang notabene belum tahu apa-apa masalah kampus. Mereka akan dengan mudah menerima apa saja yang disodorkan kepada mereka tanpa berani untuk menolak. Padahal mahasiswa baru jika dihitung-hitung telah banyak mengeluarkan uang dari awal mereka kuliah di UNHI. Mulai dari uang awal kuliah, uang baju dan kalender untuk fakultas ekonomi, uang bazzar, uang seminar, dan lain-lain. begitu mahalnya biaya pendidikan perguruan tinggi semakin membenarkan pendapat bahwa “orang miskin dilarang untuk sekolah”.

Jika BEM melaksanakan bazzar ini dengan alasan mencari dana untuk kegiatan operasionalnya. Itu sah-sah saja. Tapi hendaknya bukan membebankan pada mahasiswa. “Mahasiswa bukan sapi perah” yang bisa seenaknya diperah dan diambil susunya.

Ada baiknya jika ingin meminta dana untuk operasional harusnya mereka minta kepada “orang tua” di kampus. Ya orang tua yang dimaksud adalah rektorat. Tidak diberikan. Tenang kawan-kawan itu semua sudah diatur dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 155/U/1998 Tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi. Mari bersama kita perjuangkan dana kemahasiswaan itu.

Dalam Kepmen tersebut pada Bab V tentang Pembiayaan, Pasal 10 ayat 1 menyatakan pembiayaan untuk kegiatan organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi dibebankan pada anggaran perguruan tinggi yang bersangkutan dan/ atau usaha lain seijin pimpinan perguruan tinggi dan dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.

Dari sana sudah jelas dituliskan, jika organisasi mahasiswa ingin melakukan kegiatan hendaknya mencari dana kepada rektorat. Disana juga sudah dijelaskan bahwa dana kemahasiswaan sudah seharusnya dianggarkan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan. Atau misalnya dana tersebut kurang atau tidak mencukupi, cara lain yang bisa ditempuh adalah mencari dana dari sponsor. Bukankah dalam kepmen tersebut juga dibolehkan untuk mencari dana di luar kampus melalui usaha lain. Intinya dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.



BEM tak ubahnya seperti pemerintah yang memberikan “kado” (kenaikkan harga elpiji 12kg) kepada masyarakat. Begitu juga BEM memberikan “kado tahun baru” berupa bazar kepada mahasiswa. Terakhir, bukan bermaksud menggurui atau memerintah. Ada baiknya untuk kita coba merenung dan berpikir. Tingkat ekonomi mahasiswa di kampus tidak semua sama. Untuk mereka yang menengah ke atas mungkin tidak masalah tapi bagaimana dengan teman-teman yang ekonominya menengah ke bawah. Ingat dan patut di catat mereka juga kawan kita mahasiswa. Syukur mereka (bisa) kuliah, sekarang malah dibebankan ini itu. coba bayangkan, Bagaimana kalau kalian (anggota BEM) berada pada posisi mahasiswa itu. 

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Free Web Hosting