Di penghujung tahun 2012 yang lalu, kawasan Patung Catur
Muka (titik nol kilometer Kota Denpasar) kembali menjadi pusat ajang tahunan
Denpasar Festival ke-V yang diadakan mulai dari tanggal 28-31 Desember 2012 dengan
mengambil tema "Kreta Angga Wihita" atau “Kotaku,
Rumahku”. Denpasar Festival (Denfest) adalah ajang penampilan kebudayaan dan
kreativitas masyarakat Kota Denpasar Dengan mengadakan festival setahun sekali
di jalanan, Pemkot Denpasar ingin mengajak masyarakat Kota Denpasar untuk
berinteraksi dalam menampilkan hasil-hasil kreasi terbaik mereka.
Tahun ini Denfest sangat menarik minat kalangan masyarakat, masyarakat
yang datang bukan hanya berasal dari masyarakat local, melainkan juga bersaal
dari wisatawan domestic maupun mancanegara. Dari ribuan pengunjung yang hadir
sebagian besar masih didominasi oleh kalangan anak muda yang ingin menghabiskan
atau menikmati suasana akhir tahun di tengah kota Denpasar. Banyak budaya lokal kota Denpasar yang dapat dinikmati, seperti pameran endek
yang merupakan produk unggulan lokal kota
Denpasar, makanan, kerajinan tangan, kreasi anak muda, dan lain-lain.
Denfest tahun ini seperti tahun-tahun sebelumnya bertempat
di seputaran Catur Muka, dan dibagi menjadi beberapa titik diantaranya di depan
Pura Jagadnata diisi stand pasar tradisional dan tanaman hias( holtikultura), di Jalan
Kaliasem diisi stand Job Fair, di Jalan Gajahmada diisi stand kuliner, di jalan Veteran diisi dengan beranekaragam hasil kerajinan (Handicraft), kain, kebaya, serta pakaian
adat lainnya. Lobi kantor Walikotapun tak ketinggalan dirubah menjadi tempat
pameran foto. Beragamnya hiburan yang ditampilkan mulai dari fashion show,
pentas kesenian dan kebudayaan, musik menambah semaraknya gelaran Denfest ini.
Di stand pasar tradisional yang ada di depan Pura Jagadnata, disana menyediakan stand makanan
dan minuman tradisional, tas maupun sandal dari batik atau anyaman bambu, perhiasan
perak yang berasal dari sukawati, buku-buku agama hindu, pernak-pernik khas
Bali seperti kalung, gelang, cincin, kain kebaya, produk tekstil tenun endek
tradisional, keramik yang dibentuk cangkir, mug, vas bunga. Selain itu di area
ini ada pameran tanaman hias, dan orchid (anggrek), bahkan salah satu stand
menyediakan tanaman obat herbal.
Pada gelaran Denfest V ini diadakan Job Fair dari tanggal
29-30 Desember 2012 yang bertempat di Jalan Kaliasem, Job Fair ini berguna bagi
masyarakat yang ingin mendapatkan pekerjaan dan mengurangi jumlah pengangguran
yang ada di Kota Denpasar. Sedangkan di Jalan Veteran dipamerkan beraneka jenis
kreasi kriya wastra yang bertempat disekitaran jalan veteran menjual busana
endek songket, tas, ataupun sandal dari bahan endek ataupun songket.
Bukan itu saja, untuk pecinta fotography juga disediakan
pameran foto yang mengambil tempat di lobi Kantor Walikota Denpasar. Pameran
foto ini berisi lukisan-lukisan dari beberapa seniman kita di Bali,
selain itu pada pameran foto tersebut mengambil beberapa tema diantaranya
kebudayaan, kehidupan, dan lain-lain. Pameran ini juga menjadi salah satu daya
tarik pada gelaran Denfest V tahun ini. Ini juga merupakan sebuah ajang untuk
mewadahi kreatifitas masyarakat khususnya yang mempunyai minat dan bakat di
dunia fotography untuk menyalurkan kreatifitasnya.
Arena Denfest yang begitu luas, mulai dari pasar tradisional, Job Fair, Pameran Foto tentunya cukup menguras energi untuk berkeliling. Tapi tenang saja untuk mengganti energi setelah berkeliling disediakan stand kuliner mulai dari pintu keluar Kantor walikota sampai lampu merah di Jalan Gajahmada, stand kuliner yang pastinya akan memanjakan lidah kita dengan cita rasa masing-masing. Saking banyaknya terkadang sampai bingung untuk memilihnya, di stand kuliner ini memang sengaja menyediakan makanan dan minuman tradisional khas Bali. Mulai dari Ayam betutu, tipat cantok, serombotan, jaje Bali semuanya tersedia disini. Ada juga kuliner inovasi baru hasil kreatifitas masyarakat seperti bakso lele, bakso vegetarian juga ada disini.Untuk masalah harga tidak usah khawatir, semua makanan dan minuman yang tersedia harganya cukup terjangkau sesuai dengan kantong masyarakat, terlebih lagi kalangan anak muda yang merupakan sebagian besar pengunjung Denfest ini.
Terlepas dari penyelenggaraannya
yang meriah dan semarak perlu juga dilakukan evaluasi atau pembenahan untuk
perbaikan kedepannya. Hal yang paling menjadi sorotan yakni masalah kemacetan lalu
lintas. Dari tahun ke tahun masalah ini masih terus mencari jalan keluarnya,
walaupun sudah diantisipasi dengan pengalihan arus tapi tetap saja ada beberapa
kendaraan yang bandel tetap melanggar pengalihan arus. Selain itu masalah
penataan parker juga perlu diperhatikan, seperti di pinggir lapangan I Gusti
Ngurah Made Agung berjubel motor diparkir disana. Hal ini sangat menganggu lalu
lintas kendaraan dari arah Jalan Udayana menuju Jalan Surapati, terlebih lagi
lalu lalang masyarakat pengunjung Denfest yang menyeberang jalan. Satu lagi hal
yang perlu diperhatikan adalah masalah antisipasi hujan, agar stand yang
disediakan memang cukup berkualitas untuk menahan air hujan sehingga tidak
menggangu kenyamanan pengunjung.
Gelaran Denfest yang memasuki usia kelima ini bisa dibilang
sukses, hal ini dibuktikan dengan jumlah pengunjung yang dari tahun ke tahun
semakin meningkat, walau beberapa kali sempat turun hujan namun hal itu tidak
mengurungkan niat masyarakat untuk berkunjung. Tema yang diambil dalam gelaran
Denfest V ini "Kreta
Angga Wihita" atau “Kotaku, Rumahku”
juga cukup bagus. Hal ini bertujuan untuk menyadarkan kita bahwa Kota kita
adalah rumah kita, terlepas dari heterogenitas atau kemajemukan suku, agama,
dan ras masyarakat serta budaya yang ada di Kota Denpasar diharapkan kedepannya
tetap bisa berinteraksi dan bersinergi sehingga terwujud harmonisasi sesuai
dengan visi Kota Denpasar yakni Menjadi Kota yang Berwawasan Budaya.
(Era/Sri/Gun)
0 komentar:
Posting Komentar