Puluhan mahasiswa semester 8 dari Fakultas Pendidikan Agama
& Seni (FPAS) Universitas Hindu Indonesia (UNHI) kemarin (22/01/2013) pagi melakukan
diskusi dan hearing dengan Wakil Dekan III FPAS di halaman depan Gedung FPAS.
Aksi ini dilakukan menyusul simpang siur informasi mengenai kuliah semester 8
dan juga mempertanyakan kejelasan informasi mengenai kegiatan Praktek Kerja
Lapangan (PKL).
Dalam hearing tersebut, para mahasiswa ini mempertanyakan beberapa hal,
antara lain yakni mengenai kejelasan kuliah semester 8, juga kejelasan mengenai
pelaksanaan PKL. Informasi yang beredar, mahasiswa semester 8 masih mendapatkan
1 mata kuliah kepemangkuan. Hal ini dipertanyakan mahasiswa, mengapa tidak
digabung ketika semester 7 yang lalu. Padahal semester 7 yang lalu hanya
mendapatakan 4 mata kuliah saja.
Mata kuliah yang didapat pada semester 7 antara lain pengelolaan kelas, perencanaan pembelajaran, pengajaran remidi dan sosiologi agama. Idealnya mata kuliah pengelolaan kelas, perencanaan pembelajaran, pengajaran remidi diberikan sebelum melakukan praktek mengajar. Jadi mahasiswa bisa mempraktekan apa yang mereka dapat di bangku kuliah saat praktek mengajar di sekolah, bukan baru diberikan pada semster 7 sedangkan mahasiswa sudah praktek mengajar pada semester sebelumnya. Hal ini mennimbulkan tanda tanya di kalangan mahasiswa.
Selain itu mahasiswa juga mempertanyakan kejelasan kegiatan PKL yang akan
diadakan fakultas. Para mahasiswa banyak yang kurang setuju dengan kegiatan PKL
yang rencananya akan diadakan di luar Bali
ini. Alasannyapun beragam, mulai dari urgensi pelaksanaannya, mahasiswa sudah melakukan praktek mengajar ke sekolah juga melakukan Kuliah Kejra Nyata (KKN) selama 52 hari. Lalu sekarang lagi melaksanakan kegiatan PKL. Pemilihan tempat
PKL yang jauh dan masalah biaya yang harus dikeluarkan juga banyak dikeluhkan.
Masalah waktu juga menjadi alasan
atau factor utama mahasiswa menolak kegiatan PKL ini dilakukan di luar Bali. Hal ini sebagian besar diutarakan oleh mahasiswa
kelas sore yang sebagian besar bekerja. Ketika mahasiswa yang bekerja mengikuti kegiatan PKL secara otomatis berarti mahasiswa tersebut harus meninggalkan pekerjaannya. Hal ini sangat ditentukan oleh tempat kerja masing-masing, apakah memberikan ijin atau tidak. Padahal kita ketahui bersama bahwa mahasiswa yang bekerja mengumpulkan uang membantu orang tua untuk membiayai kuliahnya sendiri.
Pada kesempatan tersebut Drs. I Made Nada Atmaja, M.Si selaku Wakil Dekan
III bidang kemahasiswaan FPAS ini menjawab berbagai pertanyaan-pertanyaan dari
mahasiswa prihal kejelasan kuliah semester 8 dan kegiatan PKL. “Untuk masalah
kuliah semester 8 tidak ada lagi kuliah teori, hanya tinggal PKL, sedangkan
untuk masalah pembayaran biaya kuliah lainnya itu bukan kapasitas saya
menjawab, silahkan langsung tanyakan langsung kepada Wakil Dekan (WD) II bidang
keuangan” ujarnya
Dosen yang akrab dipanggil Pak Nada ini menambahkan untuk masalah PKL itu
sudah ada di kurikulum jadi wajib dilaksanakan sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar S1. Awalnya sesuai rencana kegiatan PKL akan dilaksanakan pada
akhir januari atau awal februari, tapi karena melihat reaksi mahasiswa tentang
rencana PKL ini, selain itu karena cuaca yang kurang bersahabat sementara waktu
pelaksanaan PKL diundur kira-kira sampai bulan maret atau april.
Di akhir acara hearing tersebut mahasiswa menyampaikan aspirasinya
agar pihak fakultas mengkaji ulang rencana kegiatan PKL ke luar Bali, mahasiswa
juga mendesak agar kegiatan PKL dilaksanakan di Bali
saja. Hal ini akan lebih efektif dan efisien, baik dari segi waktu juga biaya..
WD III FPAS berjanji akan menyampaikan aspirasi mahasiswa tersebut kepada pihak
fakultas, untuk kemudian membahasnya bersama segenap jajaran fakultas. (Gun)
0 komentar:
Posting Komentar