Dalam kamus hukum, tender adalah memborong pekerjaan /
menyuruh pihak lain mengerjakan atau memborong pekerjaan seluruhnya atau
sebagian pekerjaan, sesuai dengan perjanjian yang dibuat oleh kedua belah pihak
sebelum pekerjaan pemborongan itu dilakukan.
Ikatan Alumni UNHI
(IKAMAHI) melaksanakan undangan tender pada Senin, 23 September 2013 di gedung
B kampus UNHI Denpasar. Undangan tender tersebut terkait dengan pelaksanaan
program kerja bidang organisasi IKAMAHI yakni acara seminar nasional dengan
tema “Pendidikan Politik”. Pada kesempatan tersebut hadir beberapa perwakilan Organisasi
Kemahasiswaan (ORKEMAS) yang ada di UNHI antara lain Badan Eksekutif Mahasiswa
(BEM), Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi
(SMFE), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kedis, UKM Musik dan UKM Pers Mahasiswa. Acara
diawali dengan penjelasan dasar dan tujuan pelaksanaan tender dan seminar oleh
IKAMAHI kemudian dilanjutkan dengan diskusi tanya jawab oleh peserta.
Banyak pihak yang mempertanyakan soal tender dan
seminar yang akan dilaksanakan IKAMAHI ini. Salah satu hal yang dipertanyakan
adalah tema seminar, penggunaan sistem tender, mekanisme tender, teknis
seminar, narasumber dan lain-lain.
Salah satunya Ida Bagus Putu Heri Darmawan,
perwakilan DPM ini menyatakan tidak setuju dalam hal penenderan, tema dan dari
acara tersebut, alasannya karena mekanisme kerja dalam penenderan tersebut,
apalagi tema dari acara tersebut adalah pendidikan politik, yang ditakutkan
adalah ada kepentingan didalamnya terlebih lagi tahun 2014 mendatang akan ada pemilu legislatif. Hal itulah yang mendasari
ketidak beberapa pihak organisasi kemahasiswaan tidak setuju dengan adanya
penenderan dan acara ini.
“Dalam mekanisme tender biasanya semua elemen
yang ada diikutsertakan dalam tender tersebut. Sedangkan dalam rapat undangan
tender tersebut, undangan hanya diberikan kepada UKM KEDIS dan UKM Pers
Mahasiswa di luar seluruh organisasi baik itu BEM, Senat Fakultas di lingkungan
UNHI, sehingga ada kecurigaan ketika tender itu tidak bisa di ikuti seluruh
organisasi kampus dan pemenang tender sudah dapat dipastikan,” ungkapnya.
“Selain Mekanisme tender, seminar yang di angkat
yaitu Pendidikan Politik dimana pembicaranya adalah tokoh politik praktis
membuat kecurigaan semakin besar, ketika tokoh tersebut mempunyai kepentingan
lain di pemilu legislatif tahun 2014. Dari hasil rapat tersebut saya mengusulkan
mengganti Bapak Gede Pasek dengan Prof. Gunada, yang kapabilitasnya sebagai mantan
anggota DPR RI, dan pada saat ini beliau sebagai ketua Yayasan Widya Kerti.
Dalam Rapat tersebut juga banyak yang mendukung Prof Gunada sebagai pembicara,
antara lain UKM Kedis dan UKM Pers, yang setuju mengganti Pembicara I yaitu Bapak
Gede Pasek. Ketika IKAMAHI tetap akan mengundang Bapak Gede Pasek sebagai
pembicara, disana akan ada kejanggalan adanya kepentingan politik yang masuk
dalam seminar tersebut apalagi forum sudah setuju mengganti, tetapi tetap
mengunakan pembicara tersebut,” tambahnya lagi.
Hal senada diungkapkan oleh mantan ketua BEM UNHI Ida Bagus Alit Brahmarta Kusuma. Ia mengungkapkan bahwa seharusnya IKAMAHI sendiri yang melaksanakan acara ini tanpa harus ditenderkan. “Kenapa harus di tenderkan? Atau ini hanya untuk pencintraan IKAMAHI saja? Kalau IKAMAHI bekerjasama dengan organisasi kampus dalam melaksanakan kegiatan ini saya setuju asalkan sistem kerjanya sesuai dengan struktur garis koordinasi. Yang saya takutkan tender ini akan mendidik organisasi mahasiswa yang melakukan suatu kegiatan hanya untuk mendapatkan profit, dan dalam hal tender ini organisasi mahasiswa (pemenang tender) hanya akan jadi kaki tangan penyelenggara acara,” ungkapnya.
Hal senada diungkapkan oleh mantan ketua BEM UNHI Ida Bagus Alit Brahmarta Kusuma. Ia mengungkapkan bahwa seharusnya IKAMAHI sendiri yang melaksanakan acara ini tanpa harus ditenderkan. “Kenapa harus di tenderkan? Atau ini hanya untuk pencintraan IKAMAHI saja? Kalau IKAMAHI bekerjasama dengan organisasi kampus dalam melaksanakan kegiatan ini saya setuju asalkan sistem kerjanya sesuai dengan struktur garis koordinasi. Yang saya takutkan tender ini akan mendidik organisasi mahasiswa yang melakukan suatu kegiatan hanya untuk mendapatkan profit, dan dalam hal tender ini organisasi mahasiswa (pemenang tender) hanya akan jadi kaki tangan penyelenggara acara,” ungkapnya.
“Jika
IKAMAHI ingin berkerjasama dengan ORKEMAS yang ada di UNHI, seharusnya sesuai
dengan struktur garis koordinasi, mereka menyerahkan kegiatan ini ke organisasi
tertinggi di kampus yaitu BEM, dan BEM tidak boleh serta merta mengambil
keputusan, BEM harus melaksanakan rapat bersama semua ORKEMAS yang ada di UNHI.
Disanalah nanti ditentukan ORKEMAS mana yang mau melaksanakan acara ini, jika
memang lebih dari satu ORKEMAS yang mengajukan diri, barulah disana diadakan
kompetisi secara sehat antara ORKEMAS yang mencalonkan diri. Temanya bukan
tidak baik tapi dalam hal pembicaranya, kalau memang acara ini murni hanya
untuk memberikan pengertian politik secara garis besar, pembicaranya harusnya
bukan dari suatu lembaga politik karena siapa yang berani menjamin kalau
narasumber tersebut tidak akan membawa politik praktis ke dalam kampus, apalagi
tahun 2014 mendatang akan dilaksanakan pemilu,” ia menambahkan.
Pada kesempatan tersebut I Ketut Sae Tanju,SE
selaku ketua IKAMAHI menyatakan bahwa tujuan IKAMAHI melaksanakan acara seminar
ini adalah memberikan pemahaman pendidikan politik kepada mahasiswa. “Kami
ingin memberikan pemahaman tentang pendidikan politik kepada mahasiswa. Acara
ini dengan murni hanya akan memberikan pendidikan secara garis besar tentang
politik, dimana dalam hal ini kami merasa pendidikan politik itu juga
diperlukan oleh mahasiswa. Walaupun seminar ini bertemakan pendidikan politik,
kami tidak akan memasukkan hal-hal yang berbau politik praktis ke acara seminar
ini,” ungkapnya.
Sementara itu alasan penggunaan cara tender
bertujuan agar IKAMAHI dapat menjalin hubungan kerjasama dengan mahasiswa UNHI,
maka dari itu pada acara seminar ini melibatkan organisasi kemahasiswaan yang
ada di lingkungan UNHI Denpasar. “Pemenang tender akan menjadi partner kerja
kami dalam melaksanakan acara ini dan
tidak semata mata menjadi kaki tangan. Kami juga tidak akan mencari keuntungan dalam
acara ini, acara ini kami laksanakan atas dasar keinginan kami untuk
berpartisipasi dalam hal pendidikan lingkungan kampus, terlebih lagi UNHI yang
sudah menjadi tempat kami menimba ilmu dulu di saat kami masih di bangku kuliah,”
Tanju menambahkan.
Di akhir acara, pihak IKAMAHI berjanji akan
mengkoordinasikan dan mempertimbangkan saran, kritik serta masukan dari
perwakilan organisasi. Rencananya dalam waktu dekat IKAMAHI akan melakukan
pertemuan kembali dengan organisasi mahasiswa untuk melakukan pembahasan dan
solusi dari permasalahan ini. (iap)
0 komentar:
Posting Komentar