Rabu, 19 Desember 2012

Merangsang Jiwa Wirausaha Mahasiswa, SMFE UNHI Gelar Seminar Kewirausahaan.

Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi (SMFE) UNHI mengadakan seminar kewirausahaan pada hari sabtu, 15 desember 2012 kemarin yang bertempat di Aula lantai III Gedung Rektorat UNHI Denpasar. Seminar ini mengambil tema Public Speaking As a Prospective Business Orientation. dan mengundang tiga narasumber sebagai pembicara, pertama Dr.A.A.Ngurah Gede Sadiartha, S.E, MM (Dosen Fakultas ekonomi & Wakil Rektor II UNHI), yang kedua pakar public speaking Putu Suprapti Santy Sastra,S.H dan yang terakhir adalah pengusaha oleh- oleh khas bali Gusti Ngurah Anom. Seminar ini dilaksanakan karena kemampuan Public Speaking bagi seorang wirausaha dalam menjalankan usaha sangatlah penting, agar mampu menyampaiakan gagasan atau ide ke hadapan umum dengan baik. 

Kita harus mampu berbicara dengan baik di depan umum, bukan hanya sekedar berbicara, tetapi dia mampu juga menyampaikan ide, pesan, gagasan untuk bisa diterima oleh orang lain ungkap bapak Gede Sadiartha dalam pemaparannya mengenai public speaking. Untuk menyampaiakan sesuatu ke hadapan publik, diperlukan percaya diri. Ketika sudah percaya diri semua hal yang ingin disampaikan akan tersampaikan dengan baik, gagasan dan pesan akan mampu diterima dan dipahami, serta ide yang sudah kita miliki akan mudah di sampaikan. Percaya diri dapat di tingkatkan secara bertahap dengan latihan berbicara di depan umum, mulai dari hal kecil seperti berbicara di depan kelas, sampai berbicara di dalam forum yang besar seperti seminar.

Lalu, apa saja yang diperlukan ketika berbicara di depan public? menurut bu Santy Sastra yang juga pendiri yayasan Santy Sastra Production, ada tiga hal yaitu pertama keinginan untuk berbicara didepan publik, ketekunan dalam melatih diri, karena kemampuan berbicara didepan publik tidak digunakan hanya sekali saja, kemudian hal yang penting adalah persiapan diri. Bu Santy Sastra memberikan wawasan mengenai persiapan diri, dalam hal visual seperti cara berpakaian, cara berdiri, bahasa tubuh, bahasa mata serta ekspresi. Mengenai suara, cara berbicara, baik itu artikulasi, intonasi, kecepatan serta kekuatan saat berbicara.


Selanjutnya adalah persiapan verbal, yang dimaksud adalah persiapan kata-kata yang akan diucapkan, termasuk kata-kata yang harus dihindari. Bagaimana menjadi public speaker yang disukai, bu Santy juga membagi wawasannya mengenai hal tersebut, diantaranya public speaker perlu mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang luas, bersikap rendah hati dan bersahabat serta memiliki kemampuan bekerja sama.

Pada seminar tersebut juga diberikan cerita pengalaman dan perjalanan hidup salah satu pengusaha yakni bapak Gusti Ngurah Anom yang akrab disapa Pak Cok. Beliau berbagi cerita pengalaman hidupnya, mulai dari pendidikannya, bagaimana Pak Cok tak tamat SMA karena permasalahan ekonomi. Latar belakang yang kurang mampu membuat beliau berusaha dengan tekun, bekerja keras sehingga menjadi pengusaha sukses seperti sekarang ini. Krisna Oleh-oleh Khas Bali adalah bukti nyata kesuksesannya. Pak cok mengungkapkan untuk menjadi seorang pengusaha yang diperlukan adalah kerja keras dan kejujuran. Jangan cepat putus asa, kita harus selalu bekerja keras agar usaha kita semakin maju dan berkembang ke depannya

Pak Cok mengawali perjalanan panjang karir usahanya dengan menjadi tukang cuci mobil,kemudian bekerja di bidang konveksi, hingga akhirnya mendapat keterampilan dan pengetahuan di bidang konveksi. Perekonomian beliau kemudian menanjak, dengan membuka usaha Cok Konveksi bekerja sama dengan pemilik UD.Sidartha. Setelah mendapat ijin untuk menjalankan usaha secara mandiri, pak Cok kemudian mengawali usaha bisnisnya dengan membuka Krisna Oleh-oleh Khas Bali. Hingga saat ini sudah berkembang ke bisnis kuliner dan otomotif. Panutan bagi calon pengusaha muda, yang ingin berwirausaha.

Melalui seminar ini diharapkan bisa memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai Teknik Public Speaking serta wawasan mengenai kewirausahaan.  Selain itu materi dalam seminar ini agar mampu menjadi bekal bagi generasi muda, baik yang sudah mempunyai usaha dan sudah berjalan atau yang akan membangun usaha kedepannya.  Selanjutnya adalah kerja keras dan kejujuran dari generasi muda untuk memajukan usaha yang dijalankannya. Selamat berwirausaha. (eko)


Minggu, 25 November 2012

Peringati Hari Guru, Senat Mahasiswa F.PAS UNHI Gelar Seminar Pendidikan



Senat Mahasiswa Fakultas Pendidikan Agama dan Seni (F.PAS) UNHI Denpasar sabtu, 25 november 2012 kemarin mengadakan seminar dengan tema “Melalui pendidikan berkarakter kita tingkatkan kualitas calon guru guna menghadapi era globalisasi”. Acara ini dilaksanakan di Aula Lt. III Rektorat UNHI Denpasar. Acara seminar dimulai pukul 09.30 WITA dibuka oleh Bapak Drs. I Wayan Suwija M.pd selaku Wakil Dekan 1 F.PAS ditandai dengan pemukulan gong, kemudian dilanjutkan pemaparan materi dari narasumber. Seminar ini sendiri bertujuan untuk memperingati Hari Guru yang diperingati setiap tanggal 25 November.

Dalam seminar memperingati hari guru ini Senat Mahasiswa F.PAS yang bekerjasama dengan pionir (sebutan untuk calon anggota senat) mendatangkan 2 pembicara yaitu A.A Gede Muliawan, S.Ag M.si selaku Ka.Kanwil Kementrian Agama Provinsi Bali dan Drs. I Gusti Lanang Jelantik, M.si, acara ini dimoderatori Drs. I Made Nada Atmaja M.si yang merupakan Wakil Dekan 3 F.PAS. 

Dalam pemaparan materinya kedua narasumber menyampaikan bahwa pendidikan karakter lebih kepada upaya penanaman nilai-nilai baik melalui semua mata pelajaran, muatan local, program pengembangan diri dan budaya sekolah, pendidikan karakter ini sangat diperlukan untuk dapat menghasilkan SDM yang bermutu dan memiliki daya saing tinggi sehingga unggul dalam persaingan global. 

“Peserta yang menghadiri seminar ini sekitar 300 peserta, Para peserta yang hadir tidak hanya berasal dari F.PAS saja, melainkan berasal dari fakultas-fakultas lainnya yang berada di lingkungan UNHI. Para peserta terlihat antusias mengikuti seminar, karena materi yang dibawakan oleh 2 narasumber sangat bermanfaat bagi para mahasiswa di lingkungan F.PAS yang merupakan calon-calon guru nantinya” ungkap Candra Novita Sari selaku ketua panitia.

Walaupun dalam mempersiapkan acara seminar ini ada sedikit hambatan yaitu miss communication antara coordinator dengan anggotanya, tetapi acara yang dilaksanakan pada hari sabtu lalu ini terbilang sukses, kesuksesan ini tidak terlepas dari kerjasama yang baik antar anggota senat FPAS dengan pionir sebagai penerus senat nantinya. “Diharapkan agar kerjasama antara anggota senat F.PAS baik yang sudah senior maupun yang masih junior tetap terjaga kekompakannya dan kedepannya bisa lebih baik lagi” Candra menambahkan. 

“Seminar ini diadakan untuk mewujudnyatakan Tri Dharma Perguruan Tinggi pada point pertama yaitu pendidikan dan ingin melibatkan mahasiswa di lingkungan FPAS agar lebih aktif dan menyadari bahwa mereka adalah calon guru dan mempersiapkan diri untuk menjadi guru nantinya setelah lulus dari UNHI” ungkap Ari Gunawan selaku Ketua Senat Mahasiswa F.PAS UNHI Denpasar. (W/D)

           
           



Minggu, 11 November 2012

Sambut HUT ke-2, Himpunan Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota (HMPWK) UNHI gelar Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI).

Puluhan siswa-siswi SMA/SMK yang berasal dari berbagai daerah di Bali, sejak pagi sudah berkumpul di Aula lantai III Gedung Rektorat UNHI Denpasar (10/11/12). Mereka datang ke tempat itu untuk mengikuti Final Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) 2 yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota (HMPWK) UNHI Denpasar. Sebelumnya, seluruh peserta telah melalui tahap seleksi oleh dewan juri hingga sampai pada final LKTI 2 PWK. Kegiatan ini juga merupakan serangkaian HUT ke-2 Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik UNHI Denpasar yang jatuh pada 12 November besok.

“Tema LKTI 2 PWK kali ini adalah “Kota Kita, Kota Masa Depan”, tema ini diambil karena dalam beberapa dekade terakhir, kota-kota di Indonesia mengalami permasalahan serius yang pada akhirnya menimbulkan penurunan kualitas ruang kota” ungkap I Wayan Adi Surya Negara selaku Ketua HMPWK.

Ia juga menambahkan bahwa Permasalahan kota adalah permasalahan kompleks yang pada penanganannya harus dilakukan secara komprehensif melalui perencanaan yang matang guna menciptakan kota berkelanjutan. Melihat kondisi tersebut maka untuk mendukung pembangunan kota di masa depan perlu adanya suatu pemikiran didalam mendukung perencanaan kota yang lebih baik.

Pada LKTI 2 PWK ini peserta yang masuk final sebanyak 11 tim/11 besar dari 5 SMA se-Bali, diantaranya berasal dari SMA 1 Blahbatuh, SMA 1 Gianyar, SMA 1 Tabanan, SMA 1 Kuta Utara, SMA 2 Negara. Sedangkan untuk Dewan Jurinya adalah Ir. I Gusti Putu Anindya Putra, MSP (Kepla BAPPEDA Kota Denpasar & Dosen PWK),  Ir.Nyoman Sukamara, CES (Dosen PWK),  dan Ir. I Made Gde Sudharsana, Dipl.UM (Dosen PWK).

Kegiatan ini diawali oleh sambutan Wakil Dekan 1 Fakultas Teknik UNHI Ida Bagus Wirahaji, dilanjutkan dengan Wakil Rektor 1 UNHI Ida Bagus Darmika sekaligus membuka LKTI 2 PWK. Pada kesempatan itu juga dilakukan pemotongan tumpeng untuk memperingati HUT ke-2 Prodi PWK. 

Pada lomba tersebut seluruh peserta diberikan waktu untuk mempresentasikan hasil karya tulis mereka masing-masing yang sudah lolos seleksi itu didepan juri, untuk kemudian dilakukan penilaian sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan oleh para juri.  Akhirnya, setelah melalui proses penilaian yang begitu ketat diperoleh hasil untuk juara 1 (SMA 1 Blahbatuh), Juara 2 (SMA 1 Gianyar), juara 3 (SMA 1 Balhbatuh), Harapan 1 (SMA 1 Gianyar), Harapan 2 (SMA 1 Tabanan), Harapan 3 (SMA 1 Kuta Utara). Seluruh peserta yang menjadi juara LKTI 2 ini berhak mendapatkan hadiah berupa uang tunai, piagam penghargaan, serta piala.


Melalui LKTI 2 PWK ini diharapkan para generasi muda khusunya siswa-siswi SMA/SMK lebih kritis menyikapi kondisi kotanya, sehingga bisa terwujud pemanfaatan ruang yang berwawasan lingkungan.(Gun)



Senin, 29 Oktober 2012

Hari pertama Ujian Tengah Semester (UTS) di UNHI Denpasar.



(Denpasar,29/10/12) Suasana kampus UNHI Denpasar tampak ramai tidak seperti  hari biasanya, sore tadi tempat parkir kampus UNHI penuh sesak oleh kendaraan mahasiswa dan dosen. Atasan putih dan bawahan hitam dibalut jas almamater  kuning mendominasi pakaian mahasiswa. Senin sore adalah hari pertama pelaksanaan Ujian Tengah Semester (UTS) di UNHI, wajar saja kampus ramai akan kehadiran mahasiswa untuk mengikuti ujian. Seluruh fakultas di UNHI serempak melaksanakan UTS dari hari senin(29/10/12) sampai dengan hari jumat (02/11/12). UTS di UNHI sama halnya dengan UTS dikampus-kampus lain yang bertujuan mengevaluasi hasil belajar siswa selama 3 bulan (setengah semester). 

Pelaksanaan UTS di UNHI pada hari pertama berjalan cukup baik, Tata ruang ujian dan kenyamanan kampus mendukung pelaksanaan UTS terutama ketenangan yang sangat dibutuhkan peserta ujian untuk mengerjakan soal-soal ujian. Selama pelaksanaan ujian, mahasiswa mengerjakan soal-soal secara serius dan tenang dengan diawasi oleh pengawas di setiap ruang ujian. 

Namun ada beberapa hal yang dikeluhkan mahasiswa,  seperti yang diungkapkan Ayu salah satu mahasiswa UNHI  “saya gak tahu ruang ujian dimana kak, biar tahu ya sms atau telepon teman sekelas. Kalau ujian yang lalu kan disosialisasikan lewat facebook jadi kita gak bingung nyari ruangan, kenapa Ujian sekarang gak kayak gitu lagi”. Hal ini mungkin disebabkan karena ada beberapa kelas yang ruangannya tidak sama saat hari kuliah biasa dan pindah saat ujian. Semoga pihak fakultas maupun universitas mendengarkan suara mahasiswa sehingga bisa menjadi evaluasi ke depannya dalam rangka membangun UNHI kearah yang lebih baik. (Gun)

Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar (PJTD) PPMI DK Denpasar



(Denpasar.29/10/12) Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia Dewan Kota Denpasar (PPMI DK Denpasar) kemarin sore 28 oktober 2012 mengakhiri kegiatan Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar (PJTD). Kegiatan ini diadakan selama 2 hari dari tanggal 27-28 oktober 2012 di Ashram Gandhi Puri, Desa PakseBali Kabupaten Klungkung. Kegiatan PJTD ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dasar tentang jurnalistik bagi para anggota PPMI DK Denpasar itu sendiri, selain itu pelatihan ini juga menandai kebangkitan PPMI DK Denpasar yang sempat vakum beberapa tahun yang lalu.

Pada hari pertama pelatihan seluruh peserta diberikan beberapa materi, “materi yang diberikan antara lain tentang organisasi PPMI DK Denpasar, 9 elemen jurnalistik, 7 kriteria sumber anonim, teknik penulisan berita dan jenis berita,  teknik reportase dan wawancara, TOR (term of reference), dan manajemen redaksi. Pematerinya dalam pelatihan ini adalah I Wayan Widyantara (Sekjen PPMI DK Denpasar), Richi P Anyan (Dewan Etik Nasional/DEN) PPMI, dan Abdul Haris ( Alumni PPMI DK Denpasar, LPM Maestro Fak.Teknik UNUD).
  
Berbeda dengan hari pertama, pada hari kedua pelatihan seluruh peserta dan panitia PJTD melakukan tracking bersama. Kegiatan tracking ini dilakukan semata-mata hanya untuk olahraga pagi sekaligus refreshing untuk peserta dan panitia setelah satu hari kemarin disibukan dengan materi pelatihan. Kegiatan ini dimulai dengan start menuruni bukit dari halaman belakang Ashram Gandhi Puri, sampai di bawah menyebrangi sungai kemudian mendaki bukit hingga sampai di Desa Tohjiwa. Dari sana seluruh peserta dan panitia berjalan menyusuri jalan raya untuk kembali lagi ke Ashram Gandhi Puri mengikuti agenda pelatihan.” ujar Maya Agrevina selaku ketua panitia PJTD. .

Ia juga menambahkan bahwa selain penyajian materi, pada pelatihan ini peserta juga diberikan tugas reportase dan menulis berita straight news atau soft news. Peserta diberikan waktu selama 30 menit untuk mewawancarai narasumber, kemudian informasi yang telah terkumpul dirangkai untuk menjadi sebuah tulisan sesuai dengan petunjuk tugas di awal. Setelah tulisan selesai, seluruh peserta membacakan dan saling memberikan komentar terhadap tulisan masing-masing  secara bergantian.

“Kegiatan PJTD ini targetnya adalah semua peserta memahami pengetahuan dasar jurnalistik, selain itu setelah pelatihan ini diharapkan seluruh peserta sudah bisa menulis berita straight news atau soft news. Pelatihan ini juga berfungsi untuk proses kaderisasi, merekrut anggota baru di masing-masing LPM yang tentu saja akan melanjutkan eksistensi PPMI DK Denpasar itu sendiri ” ujar Sekjen PPMI DK Denpasar menambahkan sembari foto bersama yang menandai berakhirnya kegiatan pelatihan. (Gun)


Rabu, 12 September 2012

ospek : penyambutan atau pengemblengan ??


Sebuah kebanggaan tersendiri bagi setiap mahasiswa jika telah menjelang tahun ajaran baru. Mungkin akan segera liburan menjadi satu hal yang membuat makin semangat untuk dinanti, bisa bertemu dan menyalimi orang tua dan kembali ke kampung halaman. Tetapi, dibalik itu, ada hal lain yang amat ditunggu oleh para insan di kampus, yakni OSPEK atau singkatan dari “Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus”.Dari singkatannya saja sudah jelas, kalau OSPEK diperuntukkan bagi mahasiswa baru yang akan segera menjajaki dunia baru bagi kehidupannya. Para senior akan mengajari junior mereka bagaimana bertindak layaknya seperti seorang mahasiswa yang memiliki tanggung jawab bagi Bangsa dan Negaranya, tidak hanya sekedar mendengarkan dosen di kelas. Mungkin karena ada mahasiswa baru ini yang secara tidak langsung telah membuat para mahasiswa tingkat atas semakin tertantang dan semangat dalam menunggu tahun ajaran baru. Didasari berbagai motivasi, tetapi satu hal yang menjadi acuan, yakni tauladan.
Telah banyak terjadi pergeseran-pergeseran stigma yang mengarah pada hal yang lebih positif mengenai OSPEK ini. Jika dulu setiap mahasiswa baru mungkin mengalami syndrome berupa ketakutan dalam menghadapi kegiatan tahunan yang diperuntukkan bagi mereka, karena dalam benak mereka, OSPEK sarat dengan perpeloncoan, membuat para mahasiswa baru ini menjadi bahan tertawaan para senior. Mereka dimintai untuk melakukan hal ini itu yang dianggap menakutkan bagi mereka. Sehingga, hal ini secara berdampak bagi mereka untuk memperlakukan junior mereka sama seperti dengan apa yang mereka alami dahulu waktu menjadi mahasiswa baru.
Dengan adanya kasus penganiayaan terhadap siswa baru yang terjadi di salah satu SMA swasta di ibukota, menjadi pelajarna bagi kita kalau masih ada kegiatan penyambutan siswa baru yang mengenaskan seperti itu. Sebuah perilaku yang tidak patut ditiru dimana pun kegiatan belajar dan mengajar berlangsung.
Saat ini, stigma positif telah mampu didapatkan oleh kegiatan OSPEK sebagai kegiatan yang mendidik bagi para mahasiswa baru. Sehingga, mereka tidak takut lagi untuk menginjakkan kakinya di kampus yang akan menemani mereka 4 tahun ke depan. Sekarang mahasiswa baru telah memastikan dan memantapkan dirinya untuk menyambut OSPEK dengan suka cita. Hal ini merupakan sesuatu yang patut kita syukuri, artinya, senior mereka sebagai kaum terpelajar telah mengaplikasikan dirinya untuk mengedukasi junior mereka agar siap menjadi mahasiswa sesungguhnya. Hal ini didukung juga dengan banyak kampus yang meregulasi kampusnya untuk melarang secara keras segala tindak perpeloncoan dalam OSPEK.
Mahasiswa baru memang sepantasnya untuk dijadikan wahana bagi para senior berbagi ilmunya dan dijadikan juga oleh para junior sebagai sarana agar mereka menjadi lebih baik dan siap beradaptasi dengan kehidupan kampus yang berbeda 180 derajat dari kehidupan mereka saat SMA. Segala hal yang sudah sepantasnya dan wajib dilaksanakan oleh setiap kegiatan OSPEK di seluruh kampus.
Tetapi ada satu hal juga yang patut dijadikan acuan bagi para senior dari mahasiswa baru ini, OSPEK bukanlah sekedar ajang untuk aktualisasi diri bahkan mencari pasangan hidup. Semangat ini bukanlah semangat yan harus ditanamkan pada diri masing-masing panitia OSPEK, tetapi semangat untuk membuat para mahasiswa baru lebih baik daripada sebelumnya adalah hal yang harus diberikan. Pelajaran yang berharga harus diberikan secara ikhlas tanpa motif-motif tambahan, suatu bahaya yang mungkin akan mengintai jika motif-motif lain dijadikan alasan bagi para senior, yakni mereka tidak akan maksimal memberikan ilmunya, pencitraan dimana-mana, karena ingin dilihat oleh mahasiswa baru sebagai figur yang menarik.
Mahasiswa baru pun wajib untuk mengikuti kegiatan ini sebaik mungkin, tetap ikhlas dengan tujuan membangun diri dan berkenalan dengan kehidupan baru serta seluk-beluknya. OSPEK bukanlah kegiatan yang dirancang untuk memberatkan setiap junior, tetapi dirancang untuk memberi sedikit shock therapy kalau sekarang akan ada suatu hal yang baru dan menantang bagi mereka.Intinya saling menghargai satu sama lain menjadi kunci sukses bagi kegiatan OSPEK. Sehingga kegiatan ini dapat memberikan dampak positif bagi kedua belah pihak. Selamat OSPEK bagi kampus yang menjalankan, Hidup  Mahasiswa Indonesia..!!!


Kuliah Kerja Nyata : sarana pembentukan karakter mahasiswa

Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu mata kuliah wajib bagi mahasiswa Universitas Hindu Indonesia (UNHI). KKN sebagai salah satu respon terhadap kuatnya tekanan ekonomi globalisasi terhadap lapisan masyarakat ekonomi lemah di Indonesia. Paradigma pemberdayaan diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan KKN sehingga kegiatan KKN lebih kontekstual. Tujuan dari kegiatan KKN adalah mencetak kader pemimpin sejati, yaitu lulusan UNHI yang mempunyai rasa empati yang tinggi dan rasa kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat ekonomi lemah dan mampu memberdayakan mereka untuk menolong diri mereka sendiri. Selain itu mahasiswa juga diharapkan mampu mengaplikasikan ilmu yang mereka peroleh di bangku kuliah agar bermanfaat bagi masyarakat. 

Pada periode KKN tahun 2012 ini terdapat sekitar 533 mahasiswa yang mengikuti kegiatan KKN. Mereka dibagi menjadi menjadi 35 kelompok masing-masing terdiri dari 15 atau 16 orang mahasiswa. Mereka disebar ke  18 desa dinas yang ada di kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung. KKN UNHI tahun 2012 berlangsung mulai dari tanggal 3 juli 2012 dan diakhiri tanggal 23 agustus 2012. Tahun ini adalah pertama kalinya KKN UNHI dilaksanakan dengan melibatkan semua mahasiswa dari berbagai fakultas, hal ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun sebelumnya KKN hanya dilakukan oleh beberapa fakultas saja, sedangkan ada juga fakultas yang hanya mengadakan praktek kerja lapangan atau magang. Dalam kurun waktu kurang lebih 52 hari mahasiswa bersosialisasi, berinteraksi bersama masyarakat, serta mampu mengembangkan potensi daerah setempat demi kemajuan daerah tersebut.

Konteks pemberdayaan masyarakat sangat dijunjung dalam pelaksanaan kegiatan KKN ini sehingga ada kerjasama antara masyarakat setempat dengan mahasiswa. Paradigma yang beredar di masyarakat tentang KKN adalah mahasiswa datang membawa uang sehingga tuntutan yang diajukan kepada mahasiswa lebih ke arah program yang berkaitan dengan infrastruktur. Padahal mahasiswa bukanlah sumber dana, mahasiswa melakukan kegiatan KKN hanyalah sebagai inovator dan fasilitator, ada kerjasama antara mahasiswa dan masyarakat dalam melakukan program-program yang telah dirumuskan. Kegiatan KKN kali ini sudah mulai mengarah pada pembentukan pola pikir masyarakat untuk menghadapi perkembangan globalisasi saat ini dimana masyarakat harus siap dengan persaingan yang ada serta perkembangan teknologi yang semakin pesat.

Salah satu Desa yang menjadi lokasi KKN UNHI 2012 ini adalah Desa Jagapati, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung. Di desa ini yang mendapat tugas KKN adalah mahasiswa kelompok 16. Desa ini terdiri dari 4 banjar diantaranya Banjar Jabe Jero, Banjar Kemulan, Banjar Pasek, dan Banjar Sibang. “Program-program kerja KKN yang diberikan antara lain pada bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, seni budaya, keagamaan dan lingkungan. Pada Bidang Kesehatan misalnya kita bekerjasama dengan fakultas Kesehatan Ayurweda UNHI Denpasar melakukan pengobatan gratis bagi masyarakat Desa Jagapati, selain itu kita juga menjalin kerjasama dengan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Badung dan Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Badung untuk mengadakan sosialisasi tentang bahaya HIV/AIDS dan Narkoba” Ujar I Gede Satya Wiguna selaku Ketua Kelompok 16 KKN UNHI 2012.

Kita juga melakukan beberapa program kerja pada bidang ekonomi antara lain penelitian manajemen Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Jagapati dan melakukan Pendataan serta penyuluhan bagi pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) yang ada di Desa Jagapati. Hal ini kami lakukan dengan harapan ke depannya masyarakat Jagapati bisa mengembangkan potensi yang ada sehingga membantu pross pembangunan Desa itu Sendiri.

Selain melakukan kegiatan program KKN yang telah dirumuskan, mahasiswa juga dituntut untuk dapat berbaur dengan masyarakat setempat. Desa Jagapati merupakan salah satu desa yang konsisten terhadap pendidikan dan pelestarian seni dan budaya. Setiap tahun pihak desa selalu mengadakan kegiatan Pesraman Kilat. Kita selaku mahasiswa KKN juga turut berpartisipasi pada kegiatan ini. Pada kegiatan pesraman kilat generasi muda khususnya anak-anak SD diberikan materi pelajaran mengenai seni dan budaya seperti meulatan, mejejahitan, dharmagita, yoga, tari, tabuh, dan lain-lain. Hal ini merupakan tindakan nyata yang dilakukan dalam rangka memberikan pendidikan dan sebagai ajang pelestarian adat, seni dan budaya.

Bidang lingkungan juga tentunya tidak terlepas dari perhatian kita, kegiatan yang kami lakukan seperti gotongroyong membersihkan lingkungan desa. Masyarakat desa cukup antusias untuk menciptakan lingkungan yang bersih disekitarnya, selain itu kita juga menyumbangkan beberapa tanaman bunga kepada pihak desa. Kita berharap kegiatan di bidang lingkungan ini dapat menciptakan suasana Desa Jagapati yang bersih dan asri” ia menambahkan.

Esensi KKN inilah yang mampu mencetak mahasiswa yang berkarakter. Hidup berbaur bersama masyarakat dengan berbagai karakter dan berbeda latar belakang merupakan suatu pengalaman yang berharga. Setidaknya mereka sudah pernah merasakan hidup bermasyarakat yang sesungguhnya sehingga ketika lulus kuliah, dia tidak terkejut dengan masalah-masalah yang masyarakat. Melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata inilah, mahasiswa belajar untuk membentuk karakter. Karakter mahasiswa yang cerdas, memiliki ideology yang kuat, berani, bertanggung jawab dan peduli terhadap masyarakat demi kemajuan bangsa ini. (Gun)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Free Web Hosting