Senin, 11 November 2013

RITUAL SAKRAL PENGEREBONGAN KESIMAN-DENPASAR



       
      Pada hari Minggu tanggal 10 November 2013 Desa Kesiman Petilan-Denpasar Timur melaksanakan upacara keagamaan yang biasa disebut dengan “Upacara Pengerebongan”.  Upacara ini dilakukan di Pura Dalem Pengerebongan,yang mana upacara ini dihadiri oleh seluruh warga Desa Kesiman yang ikut mengusung Pura tersebut. Upacara Pengerebongan diaksanakan oleh penduduk setempat setiap 210 hari yakni pada hari Minggu wuku Medangsia ( Redite Medangsia) atau tepatnya seminggu setelah Hari Raya Kuningan.

      Upacara Pengerebongan merupakan ritual yang diwariskan oleh puri Agung Kesiman, dan apabila dilihat dari segi kata, Pengerebongan sendiri berasal dari kata “Rebu” yang dalam bahasa kawi berarti pesta yang bertujuan untuk menghibur atau membesarkan hari seseorang. Kata ini mendapat awalan “pe” dan akhiran “an” menjadi “Pengerebuan”. Perlahan kata ini berubah menjadi Pengerebong hingga akhirnya menjadi Pengerebongan. Upacara ini dimulai pukul 08.00 yang diawali dengan melakukan acara tabuh rah (taburan darah binatang yang digunakan dalam rangka upacara agama atau yadnya).


      Pada acara ini, para mangku dan semua Bhatara (seperti pratima, barong, rangda  dan Ratu Ayu) yang ada di pura-pura Desa Kesiman dihadirkan (lunga) ke Pura Dalem Pengerebongan sebelum dilakukan ritual ini. Setelah semuanya berkumpul barulah acara ini dimulai, yaitu semua mangku dan Bhatara berjalan mengelilingi wantilan yang ada di pura tersebut sebanyak tiga kali. Pada saat melakukan ritual ini banyak dari orang yang mengusung barong dan rangda mengalami kerauhan. Suasana magis begitu terasa ketika acara ini berlangsung. “Kalo pas acara ini pasti kekuatan magisnya terasa banget dan pasti banyak pengusung yang kerauhan jadi suasana sakralnya bener-bener terasa” ungkap Dewi salah seorang warga Desa Kesiman Petilan yang hadir pada acara tersebut.

      Setelah ritual mengelilingi wantilan usai, acara dilanjutkan dengan melakukan persembahyangan bersama, yang mana acara ini merupakan acara puncak dari serentetan acara yang telah dilakukan sebelumnya. Adapun makna dari Upacara Pengerebongan ini adalah untuk mengingatkan kebersamaan umat Hindu melalui  ritual sakral untuk  menjaga keharmonisan yaitu dengan memelihara hubungan antar manusia dengan sesamanya, manusia dengan alam lingkungannya, dan manusia dengan Tuhan serta meningkatkan spiritual umatNya. Selain itu, tujuan dari pelaksanaan upacara ini adalah untuk tetap menjaga eksistensi kebudayaan Bali di tengah era globalisasi saat ini yang mana sisi-sisi kebudayaan semakin memudar dan tak jarang digantikan oleh kebudayaan-kebudayaan modern. (ind/nj/snd)

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Free Web Hosting